Ketika Ayid Belajar dari Ketulusan Persahabatan Tajeri dan Guru Udin di Lembah Kedamaian

POLITISI DAN ULAMA: Guru Udin (tengah) seorang tokoh agama yang tinggal di Lembah Kedamaian, menggenggam tangan politisi Nasdem Tajerian Noor (tiga dari kiri), tampak Farid Budiman (kiri) ikut dalam pertemuan di Jumat 1 Desember pagi | FOTO: Zul for Jurnal Banua
JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Walau jauh tapi dekat di hati. Itulah yang tergambar di Lembah Kedamaian, Gunung Ulin Kotabaru, Jumat 1 Desember 2023 pagi. Senyum bahagia mewarnai wajah tulus Tajerian Noor dan ulama Kotabaru, Guru Udin yang tinggal di lembah subur hijau royo-royo tersebut.

Dan masih sama dengan pertemuan terakhir mereka, di lantai pendopo sederhana berhias gambar Guru Ijai tersuguh beberapa penganan khas, yang mengingatkan kita semua tentang damainya kehidupan di desa: ubi jalar dan sukun goreng. Sementara di luar terdengar gemiricik air dari beberapa kolam, dan nyanyian burung-burung di pepohonan tua yang dibiarkan besar sedemikian rupa.

"Saya tidak ingat kapan terakhir kali makan desa seperti ini. Senang sekali rasanya bisa ikut dalam pertemuan ini," ujar Ketua DPD Nasdem Kotabaru, Farid Budiman kepada Jurnal Banua. Dia yang juga merupakan caleg DPRD Kalsel Dapil IV nomor urut 2 ini, berterimakasih kepada seniornya di partai, Tajerian Noor, yang mengajaknya ke sana.

"Saya melihat pertemuan dua orang ini, satunya adalah pengusaha sekaligus politisi dan seorng lagi adalah ulama menjadi sebuah simbol persatuan dari Lembah Kedamaian. Bagaimana kita menata daerah ini harus dengan bergandengan tangan, semua elemen tanpa terkecuali," lanjutnya.

Pria yang akrab disapa dengan panggilan Ayid ini menambahkan, sosok Tajeri yang dikenal begitu all out dalam pergerakannya untuk menciptakan lapangan kerja buat orang banyak, dalam bahasa lokal Banjar biasa disebut padaringan urang banyak, maka sosok Guru Udin di tengah kesepian dunia Lembah Kedamaian menjadi suluh pemandu kemana rezeki dunia ini harus kita salurkan: bermanfaat buat orang banyak.

Pertemuan itu sendiri aku Tajeri lebih kepada temu kangen. "Lama tidak bersua, kebetulan saya ada waktu pulang kampung. Nah, sekalian saya ajak Mas Ayid ini bertemu Guru Udin. Bagaimanapun kita hidup, harus punya banyak sahabat. Dan sebaik-baiknya sahabat adalah mereka yang terus mengarahkan kita kepada kebaikan, entah itu perkataannya, sikapnya atau bahkan doa-doanya di dalam sepi walau sahabat berada di kejauhan," ujarnya puitis.

Tajeri mengaku betah jika duduk berlama-lama di Lembah Kedamaian. Semua apa yang ada di sana mengingatkannya akan kehidupan masa kecilnya. "Ada rindu yang terlipur di sini. Tapi waktu jua yang akhirnya kembali harus memisahkan pertemuan yang selalu saya rindukan ini. Dari pagi saya di sana, lepas Jumatan baru melipir ke kota di Pulau Laut, karena harus menghadiri janji dengan beberapa rekan politisi di Kotabaru," bebernya.

Dalam rekam jejak di Jurnal Banua, pertemuan dua tokoh ini di Lembah Kedamaian pernah terjadi di beberapa tahun silam. Saat itu Tajeri hadir di sana, lalu kemudian berkontribusi dalam pembangunan karakter umat melalui pendidikan agama. Sebuah surau atau langgar dia bangun, untuk kegiatan agama Sang Guru yang merupakan kerabat bupati di Kotabaru sekarang ini, Sayed Jafar Alydrus.

Ketika itu, Guru Udin yang baru dalam masa perkenalan dengan Tajeri mengatakan, kalau pemuda berlesung pipi tersebut ternyata sosok yang cerdas. "Dia mampu menangkap jeli beberapa prespektif di sekitar yang biasanya luput dari perhatian kita. Dia peka dan perhatian," ujarnya.

Saat itu Guru Udin berharap, sedikitnya ada 10 pemuda seperti Tajeri ada di Kotabaru. "Andai di Kotabaru ada 10 saja pengusaha seperti Tajeri itu, maju daerah kita. Belum ada saya lihat pengusaha muda di Kotabaru yang kepeduliannya seperti Tajeri," tandas Guru Udin. (zal/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar