Menengok Pembuatan Kapur Sirih Pulau Sugara, Ternyata Pakai Dua Bahan ini

Proses pengolahan kapur sirih di Desa Pulau Sugara, Kecamatan Alalak, Barito Kuala, pada Senin (14/11/2022) / Foto: Muhammad Ariyadi
JURNALBANUA.COM, MARABAHAN - Proses pembuatan kapur sirih di Desa Pulau Sugara, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala ini bisa terbilang unik.

Kapur sirih dibuat dengan dua bahan utama, yakni kulit kerang dan kayu keruing.

"Bahannya terbuat dari kulit kerang, kalo kami di sini menyebutnya kapah. Sama kayu kulit keruing, itu bahan pokoknya," kata pemilik usaha kapur sirih, Bulkini, Senin (14/11/2022).

Proses awalnya, cangkang kerang disusun di atas kayu keruing (keladan), lalu dibakar dengan waktu sekitar 12 jam lamanya.

Setelah selesai proses pembakaran. Tampak, kerang yang awalnya keras berubah menjadi rapuh, namun masih terwujud seperti bentuk awal.

Kemudian kerang disiram dengan air panas, pada proses ini terlihat seperti gumpalan tepung.

Kemudian kerang langsung diaduk menggunakan tungku kayu besar sampai teksturnya menjadi halus seperti gumpalan tepung.

Lanjut, kerang terus diaduk sambil disiram air untuk mempermudah proses penghalusan, pada proses ini memakan waktu berjam-jam.

Pada penjualan kapur sirih ini, pemilik hanya menunggu pesanan dari pelanggan. Kapur sirih di jual dengan harga Rp80.000 rupiah per belek. (mar)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar