Tambang Pulau Laut, Kades Bilang Ledakan Seperti Gempa, Dinding Retak

Kantor Desa Sungup Kanan bergetar hebat. Menyusul suara ledakan nyaring di atas perbukitan.  Pigura di dinding berjatuhan. Gelas di atas meja juga. Bangunan kantor mungil itu pun retak di salah satu sisi.
Kades Sungup Kanan mengadu aktivitas tambang timbulkan kerugian di desanya | Foto: Jurnal Banua
JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Kantor Desa Sungup Kanan bergetar hebat. Menyusul suara ledakan nyaring di atas perbukitan.

Pigura di dinding berjatuhan. Gelas di atas meja juga. Bangunan kantor mungil itu pun retak di salah satu sisi.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Kepala Desa Sungup Kanan Aisyah menuturkan kejadian yang mengguncang desanya. Dalam rapat dengar pendapat (RDP) di kantor DPRD Kotabaru, Senin (8/9/21) kemarin.

"Setiap sekitar jam 13:00, di kantor desa kami terasa ada bencana alam gempa bumi. Kejadian ini terjadi semenjak adanya kegiatan blasting (peledakan) yang dilakukan oleh PT STC dan Hilcon," tutur Aisyah.

Akibat getaran itu, lanjut Aisyah, rumah warga banyak yang retak. Pipa air bersih banyak yang pecah akibat serpihan batu yang diledakkan.

"Sampai warga ribut baru ada penggantian pipa dari perusahaan. Itu upun cuma pipa yang diganti. Rumah dan kerugian lainnya belum ada ganti rugi," ujar Aisyah.

Tidak jauh beda, Kades Selaru Junaidi yang merupakan desa tetangga Sungup Kanan juga mengungkapkan hal yang sama.

"Peternak ayam banyak yang dirugikan. Ayam ternak warga banyak yang mati karena setres akibat dari kegiatan blasting tambang batu bara yang berjarak kurang lebih 300 meter dari pemukiman warga," ujarnya.

Selain itu, lanjut Junaidi, air Sungai Hanau yang biasanya dimanfaatkan warga sebagai air kebutuhan primer tidak bisa lagi digunakan karena air sungai itu keruh pekat.

"Tidak cuma pencemaran air sungai, warga yang berkebun di sekitaran aktivitas tambang batu bara, terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya saat ada kegiatan blasting, karena itu cukup membahayakan," bebernya.

Lanjutnya, suara bising dari bunyi mesin alat berat di malam hari mengganggu kenyaman warga. Khusunya anak-anak dan balita. Dan lampu sorot yang menghadap ke jalan membahayakan pengguna jalan di malam hari.

Kepala Teknik Tambang (KTT) PT Sebuku Group Sulhaji yang dihubungi Awak Media melalui via telpon, Selasa (9/2/21), mengatakan, kegiatan yang dilakukan mereka masih memenuhi standar.

"Setiap hari kami ukur getarannya. Itu masih di bawah ambang batas yang diperbolehkan,  dan suara juga demikian," jelasnya

Ia juga menyatakan, mereka sudah mengambil dokumentasi rumah warga yang terkena imbas dari kegiatan blasting.

"Bahkan sudah ada beberapa rumah warga yang dilakukan perbaikan oleh pihak kami.  Dan untuk persoalan air bersih untuk kebutuhan warga sudah ada program corporate social responsibility (CSR),"ujarnya.

Perusahaan juga membangunkan embung yang menjadi sumber air baku warga di RT 1 dan RT 2, dengan dibantu bantuan air bersih yang didrop di wilayah Sungup Kanan.

"Embung RT 3 dan RT 4 sudah ada, tapi pihak kami tidak mengganggu (aktivitas tambang tidak merusak kualitas air, Red). Dan, kami sudah sediakan pipa untuk diganti," pungkasnya. (her/shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar