Perang Baliho di Kotabaru, Begini Tanggapan Politisi dan Bawaslu

Baliho Sudian Noor di pusat kota

Konstelasi politik di Bumi Saijaan terlihat semakin intens. Menyusul ramainya baliho-baliho para kandidat. Pertanyaannya, efektifkah sarana sosialisasi tersebut?

JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Jelang akhir tahun pemandangan di pusat kota kabupaten terlihat semarak. Baliho berbagai warna terlihat menghiasi sudut-sudut kota.

Dari pantauan Jurnal Banua di lapangan, Kamis (26/12) sore tadi, salah satu baliho yang terpasang, memperlihatkan politisi Sudian Noor mengucapkan selamat tahun baru.

Akhir-akhir ini nama Sudian memang menjadi buah bibir. Menyusul santernya kabar, beberapa kelompok masyarakat menginginkan Bupati Tanah Bumbu itu mengabdi di kampung halamannya di Kotabaru.

Juga terlihat baliho Ketua DPC PDI Perjuangan Zulkipli AR. Baliho itu bertulisan:  Menuju Kotabaru Hebat dan Bermartabat.

Baliho Zulkipli AR

Kemudian baliho Wabup Kotabaru Burhanudin. Dengan tulisan: Untuk Kotabaru Unggul Religius.

Tak ketinggalan, baliho-baliho petahana Sayed Jafar dengan berbagai tema. Dan baliho bergambar Zairullah Azhar, juga terlihat di beberapa titik di pusat kota.

Pengusaha martabak, yang menjadi fenomena baru di Kotabaru, karena berhasil terpilih jadi Kepala Desa dan kemudian jadi anggota DPRD Kotabaru, Awaludin mengatakan pengaruh baliho bisa sampai 30 persen untuk mendongkrak elektabilitas.

"Saya dulu kan berlaga di tempat yang bukan basis massa saya. Makanya salah satu caranya saya pakai sarana baliho supaya orang kenal dengan wajah saya," ujarnya kepada Jurnal Banua.

Namun kata Awal, desain baliho memegang peranan penting. Kemudian lokasi penempatan di lapangan. Jika tidak jeli, baliho bisa sia-sia, alias tidak berpengaruh signifikan.

"Tidak kalah penting juga adalah pose atau bahasa tubuh tokoh yang ada di baliho," tekannya.

Baliho kata Awal lebih kepada mengenalkan wajah ke publik. Sebelum politisi terjun ke lapangan.

Baliho Burhanudin

"Baliho sekadar sarana, supaya orang tahu dan ingat nama serta wajah kita. Namun terpenting tetap tatap muka dan dialog ke masyarakat, ini yang lebih efisien," tekannya.

Ketua Bawaslu Kotabaru Moh Erfan diminta tanggapannya mengatakan, pemasangan baliho masuk dalam kategori sosialisasi. "Bawaslu tidak ada kewenangan melakukan tindakan. Karena regulasinya belum memasuki tahapan kampanye," ujarnya.

Erfan mengungkapkan, sejak 1 November tadi tahapan Pilkada sudah masuk. Sehingga bakal calon sudah bisa melakukan sosialisasi.

Hal senada dikatakan Ketua KPU Kotabaru, Zainal Abidin. "Itu sepertinya dalam rangka sosialisasi para calon untuk memasuki tahapan Pilkada 2020 nanti," terangnya.

Ia menambahkan, resminya untuk pendaftaran kandidat jalur perseorangan (non Parpol) dilakukan pada pertengahan Februari. Kemudian pendaftaran bersama digelar pada 16 - 18 Juni 2020. (JB)

Baca juga: Sudian Noor Maju ke Kotabaru? Begini Pesan Tokoh Pendidikan


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar