Ura! Kades Muda Kagum Karakter Dandim Tanbu yang Pernah Sekolah di Rusia

Kades Karang Indah Sudianto (kanan) bersama Dandim 1022 H Rahmat Trianto
JURNALBANUA.COM, BATULICIN - Sepak terjang Dandim 1022 Letkol CPn H Rahmat Trianto selama tugas di Tanah Bumbu nampaknya memantik simpati banyak pihak. Tidak terkecuali dengan para pemimpin muda, salah satunya Kepala Desa Karang Indah, Sudianto.

"Pembawaannya supel. Karakter kepemimpinannya lekat sekali. Terlihat dia berasal dari didikan rumah tangga yang berkualitas," ujar Sudianto kepada Jurnal Banua, belum lama tadi usai tarawih di desanya.

Menurut Sudianto, tipikal kepemimpinan Rahmat islami. Namun tidak kaku. "Karakternya bisa masuk ke semua kalangan," jelasnya lebih jauh.

Kepala desa yang dikenal dekat dengan para tokoh agama itu melanjutkan, kualitas sebuah daerah sangat ditentukan dengan kapasitas pemimpinnya.

Daerah memerlukan kepemimpinan yang intelek, tegas tapi dapat mengakomodir semua pihak. Menjadi payung teduh semua perbedaan. Dan mengolahnya jadi potensi bersama.

Dari pantauan Jurnal Banua di lapangan, Dandim Rahmat terlihat dekat dengan para kepala desa. Secara berkala -pria yang dikenal disiplin soal agama ini- rutin menggelar pertemuan dialogis dengan orang-orang di desa.

Tentara yang sempat mengenyam pendidikan pertahanan di beberapa negara, termasuk di Rusia itu pernah berujar: membangun daerah harus dimulai dari desa.

Desa merupakan kekuatan. Mulai dari ekonomi sampai kualitas kehidupan bermasyarakatnya.

"Jika desa-desa itu tumbuh mandiri dari semua aspek, dan saling terkoneksi dalam rantai yang kuat, secara otomatis daerah itu akan kuat. Ya ekonominya, budaya, dan seterusnya," bebernya.

Membangun desa lanjut Dandim harus melibatkan seluruh elemen dari generasi mudanya.

"Ini yang sering kita abaikan. Banyak sarjana, tapi terombang-ambing mencari kerja. Padahal, potensi mereka bisa diberdayakan untuk memajukan desa," terangnya.

Dia memberi contoh. Banyak desa di Tanah Bumbu potensi terbesarnya adalah pertanian. Namun minim peran anak muda.

"Seyogyanya sarjana pertanian kita yang masih muda-muda kita berdayakan. Beri mereka fasilitas mengembangkan pertanian leluhur mereka," tekannya.

Desa jelas Dandim, harus dikembangkan sesuai potensi terbesar yang dimilikinya. Dan itu harus melibatkan peran generasi muda.

"Coba bayangkan, anak muda berkumpul mengelola pertanian dengan modern. Sistem irigasi terbaru, pembangkit listrik tenaga air. Sehingga mampu panen berkali-kali dalam setahun. Desa itu akan mandiri, artinya warga menjadi mapan."

Untuk desa yang potensinya pertambangan, juga demikian. "Anak muda itu kreatif, semangat mereka dan tenaga mereka berapi-api. Ini yang harus kita fasilitasi," pungkasnya. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar