Terlantar di Pelabuhan, Kapolsek Kusnin Jemput Bagong, Bukber Puasa Arafah

Kapolsek Batulicin Ipda Kusnin menjamu Bagong (kiri) yang mengaku terlantar di pelabuhan selama empat hari, kehabisan bekal mau ke Makassar | Foto: Jurnal Banua
JURNALBANUA.COM, BATULICIN - Mestinya Bagong (52) sekarang sudah berada di rumahnya, di Makassar. Tapi dia terlantar di pelabuhan Batulicin, kehabisan uang tidak dapat beli tiket.

Sudah empat malam Bagong di pelabuhan. Besok lebaran, air matanya pun menetes.

"Uangku sudah habis. Hape sudah saya jual, ongkos dari Kaltim ke sini. Harusnya saya dikasih tiket sama travel, karena biayanya sudah masuk di situ. Sampai sini gak ada dapat tiket," ujarnya, Senin (19/7) petang tadi.

Kabar terlantarnya Bagong pun viral di sosial media. Sampai ke telinga Kapolsek Batulicin Ipda Kusnin.

Polisi berkumis tipis berkulit bersih itu datang dengan mobil patrolinya. Menemui Bagong di sebuah warung dekat pelabuhan.

"Sehat Pak? Bagaimana ceritanya bisa terlantar," tanyanya saat duduk di samping Bagong.

Lelaki beranak satu yang rumahnya persis di belakang Stadion Andi Matalatta Makassar, pun bercerita. Wajahnya sendu. Tidak dapat menyembunyikan kesedihannya.

Semua dibeber Bagong. Dari awal berangkat ke Kaltim enam bulan lalu. Bekerja di perusahaan sawit dengan gaji kecil. Sampai akhirnya memutuskan pulang kampung empat hari lalu.

"Kecil gaji Pak di sana. Gak cukup buat kirim ke keluarga di Makassar," akunya.

Usai memeriksa dokumen-dokumen Bagong, Kusnin pun menyarankan pria paruh baya itu ikut dia.

"Sekarang belum ada kapal ke Sulawesi. Bapak tinggal di rumah saya dulu, nanti ada kapal berangkat saya antar. Saya jamin Bapak sampai ke kampung," ucap Kusnin.

Sejenak terdiam. Tidak lama, Bagong pun manut. Dia ikut mobil Kapolsek.

Sampai di rumah Kusnin tepat sesaat setelah azan Magrib berkumandang. Istri Kusnin menghidangkan kolak panas. Mereka berbuka puasa arafah sekeluarga.

Karena Bagong tidak puasa, dia lebih memilih membersihkan diri. Usai mandi dia gabung. Saat itu menu berganti Soto Lamongan. Tapi Bagong memilih membuka nasi bungkusnya yang dibelikan warga di pelabuhan tadi sore.

"Gak ganti baju Pak?," tanya Kusnin. Melihat Bagong masih memakai pakaian yang sama. "Semua kotor Pak," ujarnya tertawa kecil.

Mendengar itu Kusnin segera masuk kamar. Ke luar dia membawa sebuah baju kaos dan celana panjang. "Mudahan pas ya," kata Kusnin.

Kepada Jurnal Banua, Bagong mengaku baru sekali itu bertemu polisi yang seperti Kusnin. "Kalau di Makassar banyak yang jadi pemburu narkoba," ucapnya polos. Maksud Bagong, di Makassar dia sering mendengar polisi memburu pemakai narkoba. Mendengar itu, semua tertawa.

Sementara itu, Kusnin mengimbau. Jika ada yang terlantar di pelabuhan, bisa segera mengontak petugas terdekat. "Ada polisi juga ada TNI. Silakan saja warga datang. Kami siap bantu 24 jam," tuntasnya. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar