Bikin Haru, Warga Kuranji Melawan Corona: Barang Bekas plus Jahe Kelor

Pekarangan warga ditanami sayur dan bahan-bahan jamu anti corona

Di balik musibah selalu ada hikmah. Tidak ingin putus asa dalam keterbatasan, Desa Mustika dan Waringin Tunggal bangkit gotong-royong melawan corona.

Kain bekas disulap jadi masker.

Bikin jamu anti corona, sampai hand sanitizer daun sirih.

JURNALBANUA.COM, TANAH BUMBU - Senin (15/6) siang tadi, unsur pimpinan daerah Kabupaten Tanah Bumbu tidak kuasa menahan haru.

Mereka tidak menyangka, ada Kampung Tangguh Banua yang memperlihatkan spirit keunggulan nusantara.

"Banyak salah paham. New normal dikira seperti normal dulu. New normal artinya kita masuk tatanan hidup baru, berbeda dengan yang lama. New normal yang benar, ada di dua desa ini," kata Kapolres AKPB Sugianto Marweki didampingi Dandim 1022 Letkol Czi Bintarto Joko Yulianto.


Apa yang mereka saksikan? Di depan semua rumah ada tempat cuci tangan.

Yang membuat bangga sekaligus haru: tempat cuci tangan dari barang bekas. Kaleng cat, galon, jeriken, dan lainnya.

Praktis dana desa membantu kerannya saja.

Warga berseliweran memakai masker warna-warni. Tebal. Warna-warni itu karena dibuat dari kain bekas. Jika kainnya tipis, dibuat dua atau tiga lapis.

Ada tiga penjahit di sana. Warga tinggal sumbang Rp10 ribu dapat lima masker.

Kata Bupati Tanah Bumbu Sudian Noor yang saat itu diwakili Kepala Dinas Pemberdayaan Desa Najrul Fahri, para kepala desa aktif mengedukasi warganya. Tokoh-tokoh agama dilibatkan.

Di sana ada masjid dan pure.

Semua diatur dengan standar protokol kesehatan. Warga yang tidak memakai masker atau menaruh wadah cuci tangan ada sanksinya.

Di Kecamatan Kuranji itu kata Najrul ada tujuh desa. Namun yang dijadikan percontohan Kampung Tangguh Banua adalah Desa Mustika dan Waringin Tunggal.

Kecamatan ini bukan daerah kaya. Seperti kecamatan lain yang arealnya ada tambang batubara. Rata-rata pekebun dan buruh kelapa sawit.

Di halaman depan dan belakang rumah warga rata-rata ditanami sayuran. Rempah dan tanaman pangan.

Tidak berhenti sampai masker dan cuci tangan, warga juga coba melawan corona melalui panganan. Dibuatlah jamu anti corona berbahan dasar jahe.

Belum lama tadi, beredar informasi. Daun kelor mampu melawan virus corona. Warga pun ramai-ramai membuat olahannya.

"Ada stik kelor (daun kelor diberi tepung dan digoreng). Ada juga bingka kelor dan pudingnya," jelas Najrul.

Polisi dan TNI pun ramai-ramai memakan stik daun kelor. "Dibutuhkan kesadaran warga seperti ini agar jumlah kasus corona berkurang," timpal Dandim.

Tidak berhenti di situ. Desa kini membuat kolam-kolam ikan. Siang tadi, kolam-kolam itu diisi ribuan bibit lele. Bantuan Forkopimda. Plus bibit sayur.

Saat ini di desa juga telah berdiri call center. Tempat warga bisa mengadu, mulai dari corona. Sampai urusan dapur.

Warga kehabisan beras tinggal telepon. Jika banyak yang perlu dimakani, dapur umum siap ngebul.

Juga telah disiapkan rumah karantina. Tiap RT ada satu rumah untuk itu.

Usai meninjau Kampung Tangguh Banua di Kuranji itu. Kapolres kemudian membagikan ratusan paket sembako kepada warga kurang mampu. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar