Ketika Wartawan Rapid Test di Puskesmas, Jarumnya Sakit Gak?

Doker Leny bersiap mengambil sampel darah wartawan

Tes gak, tes gak? Wartawan sempat gamang. Kalau tes, gimana jika reaktif? Jarumnya sakit gak?

JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Sudah dua hari digelar rapid test untuk para wartawan di Kabupaten Kotabaru. Selasa (12/5/20) sore tadi, sudah ada 15 orang ikut tes.

Melihat foto-toto tes, Jurnal Banua sempat bergidik. Seperti mencekam begitu. Petugasnya pakai baju hazmat. Semua badannya tertutup sejenis plastik.

Sempat gamang awalnya. Namun akhirnya, Jurnal Banua menguatkan diri ikut tes. Penasaran juga hasilnya apa. Dan jika ada hasilnya, enak mengambil langkah-langkah selanjutnya.

Bismillah.

Sebelum Zuhur, tiba di Puskesmas Dirgahayu. Puskesmas tutup. Ada tulisan istirahat. Tapi penjaga bilang, untuk wartawan silakan masuk. Sudah ditunggu di dalam.

Sebelum masuk, thermo gun diarahkan ke jidat. "34 derajat," kata petugas. Kaget wartawan, biasanya 36 derajat. Apakah keringat dingin ke luar?

Di dalam ruangan. Di belakang. Paling belakang. Dokter Leny menjelaskan. Wartawan tidak usah khawatir. Sarung tangan ia ganti tiap kali melakukan tes. Jarum suntiknya juga diganti tiap orang.

"Aman," ujarnya lembut.

Darah pun diambil di pembuluh dekat pergelangan tangan. Kental. Merah tua masuk ke botol.

"Hasilnya ke luar 15 sampai 20 menit lagi," kata Leny.

Wartawan pun menunggu. Waktu terasa berjalan lambat seperti kura-kura. Mata terasa berat. Tidur hanya dua jam hari ini.

"Dua menit lagi," kata Dokter.

Tara. Dua menit berlalu. Terlihat garis merah di huruf C. Apa artinya itu?

"Non reaktif," jawab Leny.

Plong rasanya. Lepas itu, Jurnal Banua menemui Sekda Kotabaru Said Akhmad. "Kalau pun reaktif tidak usah panik. Belum tentu corona, bisa saja flue saja," ujarnya.

Namun kata Sekda lagi, jika reaktif maka harus istirahat di rumah. Menunggu tes selanjutnya. Menjaga jarak dengan orang lain. Dan menggunakan masker.

"Corona bisa disembuhkan. Kan satu sudah sembuh di Kotabaru," ucapnya.

Tapi bagaimana jika selama di rumah tidak punya uang beli vitamin dan makanan? Kata Sekda, silakan ajukan permintaan bantuan ke BPBD Kotabaru.

Ia juga mengingatkan. Semua mesti bersabar di tengah pandemi ini. "Uang bisa dicari, tapi kesehatan itu utama," tekannya.

Pun begitu, Sekda menegaskan, dampak bencana ini merupakan tanggung jawab pemerintah. "Aturannya begitu," pungkasnya.

Adanya bantuan bagi yang kesulitan di rumah saja karena keterbatasan ekonomi dibenarkan Plt Kepala BPBD Kotabaru Rusian Ahmadi Jaya. "Sudah ke luar ya hasilnya? Jika ada yang reaktif silakan ke Kantor BPBD," ujarnya melaui pesan singkat. (shd/jb)

Cek video tesnya:



Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar