Pekerjaan Mega Proyek Siring Laut Dipengaruhi Pasang Surut Laut

Pekerja baru dapat menggerakkan tongkang jika air di Siring Laut pasang

JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Meski terkendala arus dan peralatan, pekerjaan mega proyek pelebaran  Siring Laut terus berjalan. Jumat (21/9) sore tadi, terlihat sudah ada 19 titik yang dipancangkan tiang, dari total sekitar 216 titik.

Pemasangan tiang belasan titik itu kata pelaksana proyek Rozak, memakan waktu sekitar satu minggu. Kendala yang mereka hadapi pasang surut air laut, dan masalah teknis pada alat kerja.

"Tapi sudah bagus alatnya," ujarnya.

Berapa rata-rata sehari memasang tiang? Kata Rozak tidak bisa dipastikan. Semua tergantung alam dan kondisi peralatan. Katanya, bisa sehari dua titik, bisa juga sehari lima titik jika cuaca dan peralatan prima.

Kadang kata Rozak mereka mesti bekerja malam hari. Menunggu pasang air, baru bisa menggerakkan tongkang yang membawa alat pemancang tiang ke titik pemancangan.

Satu titik katanya memerlukan dua buah tiang. Satu tiang panjangnya 12 meter. Tapi dia memprediksi, agak ke tengah laut nanti dibutuhkan sekitar tiga tiang, karena lebih dalam lautnya.

Sementara itu di Siring Laut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Khairian Ansyari kepada wartawan mengaku terus memantau proyek tersebut. Semua katanya mengacu pada waktu kontrak. Mega proyek itu habis kontrak pada 28 November nanti.

Ditanya apakah proyek akan selesai target, dia enggan berandai. Katanya, lihat saja nanti. "Doakan lah supaya bisa selesai. Karena ini untuk warga Kotabaru," ujarnya.

Khairian mengatakan, proyek Siring Laut sangat penting untuk menunjang wisata di daerah. Sekarang katanya, Kotabaru sudah menjadi salah satu destinasi wisata, dengan meningkatkan kunjungan wisatawan tahun ini dibanding tahun lalu.

Ditanya alat batching plant, yang belum lama tadi ramai disoal di sosial media, Khairian mengaku tidak terlalu mengetahui masalah teknis. Dia kembali menekankan, bahwa pemerintah memantau maksimal agar proyek bisa berjalan dengan baik.

Sebelumnya, Rozak mengatakan, untuk batching plant mereka akan memakai alat yang berada di depan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kotabaru, sekitar 6 kilometer dari pusat kota.

Seperti telah diberitakan, awalnya pemenang proyek  PT Duta Ekonomi dalam lelang melampirkan dukungan alat batching plant di Jawa. Dukungan alat ini kemudian disoal PT Lidy's Artha Borneo, yang menyatakan keraguannya jika Duta Ekonomi bisa membawa alat itu ke Pulau Laut.

Baca juga: Terkait Analisis Biaya Batching Plant, Pokja ULP Belum Berikan Keterangan

Mega proyek itu sendiri dilelang dengan anggaran Rp14,3 miliar. Duta Ekonomi menawar Rp13,6 miliar. Sementara Lidy's Artha Borneo menawar Rp12,6 miliar. (JurnalBanua)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar