Kisah Haru Warga Pulau Laut Timur dan Caleg Nasdem H Rahmat

Berkat ketulusan dan gagasannya Caleg Nasdem H Rahmat Trianto terus mendapatkan simpati dari warga Kalsel, khususnya Kotabaru | FOTO: JURNAL BANUA
JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Pemuda yang mengenakan pakaian tentara itu tak kuasa menahan haru, melihat ketulusan Caleg DPR RI Nasdem H Rahmat Trianto.

Rahmat, Senin (22/1) siang tadi mengunjungi sudut Desa Bekambit Asri. Menerabas jalan aspal berlubang, dan tanah liat.

Rahmat sengaja masuk ke pedalaman, demi satu tujuan: menyapa dan bertatap muka dengan rakyat yang akan dia wakili di Senayan nanti.

Menurut Rahmat, sejauh apa pun warga tetap akan dia datangi. Menurutnya, rakyat bukan sekadar objek pemilu lima tahunan, yang hanya diperlukan suaranya.

"Tapi rakyat adalah pemilik sejati negara ini, air dan tanahnya. Rakyat adalah pimpinan tertinggi di negara ini, bukan sebaliknya," tegasnya.

Rahmat menegaskan, keputusannya meninggalkan karir militer adalah pengorbanan yang harus dia lakukan. Jika dia mengejar materi dan jabatan, jalannya masih panjang. Masih belasan tahun masanya di angkatan darat.

"Tapi keputusan harus dibuat. Saya terluka ketika ada rakyat minta bantuan, tapi tidak dapat saya berikan, karena memerlukan kebijakan pemerintah," tegasnya.

Keluhan warga Bekambit terkait harga pupuk, juga telah disampaikan para petani dan pekebun di Tanah Bumbu saat dia menjabat Dandim di sana.

"Masalah ini memerlukan kebijakan pemerintah daerah, provinsi dan pusat. Ini salah satu alasanq kenapa saya korbankan karir militer saya, lalu masuk ke politik. Terlalu kecil artinya jika saya dari militer ke politik hanya untuk mengejar harta, terlalu kecil," tekannya.

Pengalamannya di tentara, bergaul langsung di lapangan membuatnya sadar. Jalur paling tepat untuk mengubah nasib rakyat yang dia cintai ini adalah dengan bertarung di jalur pemilu.

"Toh, dalam dunia tentara berkorban adalah hal yang biasa. Kami sudah meneken kontrak, jiwa dan raga kami untuk negara dan rakyat Indonesia," tegasnya.

Pengalaman batin dan cita-cita Rahmat itulah yang membuat Ardiansyah terharu. Dia melihat pengabdian dan cinta seorang tentara dalam diri Rahmat. "Itulah mengapa saya sejak kecil suka dengan tentara," ujar pria yang saat itu hadir di kampanye dialogis Rahmat dengan mengenakan pakaian loreng.

Ardiansyah bahkan rela menunggu Rahmat turun dari rumah panggung di tengah karet dan sawit itu. Dan momen haru pun tercipta, ketika salam komandonya dibalas Rahmat. Setelah saling tukar cerita, mereka pun berjabat tangan dengan sorot mata saling memahami.

Sementara itu sisa gerimis masih menitik di atas dedaunan. Aroma bunga-bunga hutan tercium di pedalaman timur Pulau Laut. Seolah menjadi restu perjuangan tokoh masyarakat di sana Samsir yang berdiri di garda depan membawa angin segar wakil rakyat dari Nasdem itu. (zal)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar