Suterah, Dari Pohon Nira Bisa Kuliahkan Anak

Suterah | Foto: Danil - Jurnal Banua

Usianya tidak muda lagi, tapi bagi Suterah menaiki pohon nira bukan perkara sulit. Dari tetesan palma itu, Warga Desa Api-Api Kecamatan Kusan Hilir ini bisa menghidupi keluarga dan menguliahkan anaknya.

Danil - Kusan Hilir

Sama dengan hari-hari kemarin. Suterah rutin menyadap nira. Pagi ia toreh dahannya. Sore ia ambil air yang tertampung dalam wadah plastik.

Minggu (20/9) siang tadi dia bercerita. Pekerjaan mengumpulkan air aren sudah sejak tahun 2005. Ia sebenarnya petani padi, tapi nyambi usaha gula merah.

Cekatan pria paruh baya itu memanjat tangga. Air nira ia taruh ke dalam jeriken kapasitas dua puluh lima liter.

Kata Suterah, usaha gula merah lumayan. Karena saingan sedikit. "Jarang ada kerja seperti ini karena dianggap susah. Padahal gampang," kekehnya.

Air nira itu selain ia olah jadi gula merah, juga dibuat ramuan herbal yang ia sebut: tuak pahit. Ramuan herbal itu dipercaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh jika diminum sesuai dosis yang tepat.

"Alhamdulillah berkat kerja sampingan ini bisa menutupi biaya sekolah dan kuliah anak, serta biaya keperluan sehari-hari," tuturnya.


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar