Viral: Ratusan Warga dan Pelangsir "Serbu" SPBU Lontar, ternyata ini Penyebabnya...

Ratusan warga, terdiri dari kendaraan pribadi dan pelangsir mengular di SPBU Lontar Kecamatan Pulau Laut Barat, Selasa 13 Mei 2025 | FOTO: JURNAL BANUA


JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Ratusan warga menyerbu SPBU di desa Lontar Timur, kecamatan Pulau Laut Barat, Selasa 13 Mei 2025. Mereka antre sejak pagi-pagi buta, campur antara kendaraan pribadi dan parade pelangsir.

Sekitar pukul 09.00 antrean semakin mengular. Bahkan menghambat arus lalu lintas di jalan utama lintas kecamatan depan SPBU. Pasalnya yang antre bukan hanya roda dua, tapi juga roda empat. Mereka parkir sampai memakan bahu jalan.

Beberapa warga berinisiatif mengatur lalu lintas, berusaha mengurai kemacetan.

Sekadar informasi, sudah dua hari terakhir SPBU di Lontar tidak beroperasi. Tangki BBM tidak ada yang datang. Armada pengangkut BBM subsidi tersebut baru datang pada Senin 12 Mei 2025 sore. Namun pihak SPBU baru beroperasi pagi hari tadi.

Antrean yang mengular sempat membuat macet arus lalu lintas jalan utama lintas kecamatan di Pulau Laut Barat | FOTO: JURNAL BANUA



Sejak malam sebenarnya, areal di dalam SPBU telah padat oleh kendaraan. Mereka kebanyakan pelangsir, yang mengambil jatah antren lebih dahulu.

Hanya saja, ketika pagi hari, petugas SPBU memang terlihat lebih memprioritaskan pengguna umum.

"Soalnya baru datang ini minyak, ada dua hari kami kosong," kata petugas senior di SPBU, Ria kepada wartawan.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Pertamina, alasan keterlambatan pengiriman BBM ke Pulau Laut Barat dan sekitarnya.

Sebelum kedatangan SPBU, kelangkaan parah sempat terjadi di Kecamatan Pulau Laut Barat. Merembet hingga beberapa kecamatan yang juga mengandalkan SPBU tersebut.

Puncak kelangkaan tersebut terjadi pada Senin malam, harga pertalite eceran ada yang tembus hingga Rp20 ribu.

Adapun kuota yang datang terakhir, sekitar 20 ribu liter pertalite alias dua mobil tangki. Kuota sekian habis hitungan hari.

Dari penelurusan wartawan, pengguna pertalite di pesisir Pulau Laut kecamatan Pulau Laut Barat dan sekitarnya selain digunakan oleh pengguna kendaraan darat, juga dipakai para nelayan bagan.

Nelayan bagan adalah pekerjaan laut mayoritas nelayan di Pulau Laut Barat, Pulau Laut Tanjung Selayar hingga Pulau Laut Kepulauan. Satu kecamatan diperkirakan berkisar sekitar ratusan nelayan bagan. Satu nelayan bagan memerlukan sedikitnya satu malam 5 liter pertalite.

Warga meminta pemerintah benar-benar melakukan pendataan yang akurat kebutuhan BBM subsidi di deerah ini. Juga kelangkaan serupa agar tidak terjadi lagi ke depannya.

"Kami maunya BBM itu mudah kita dapatkan di SPBU. Dan juga sebaiknya ada pendataan untuk pelangsir. Kita tidak bisa juga menepikan fakta, kalau BBM eceran masih dibutuhkan. Misalnya warga di Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, kalau ke SPBU hanya mengisi satu atau dua liter bensin, rugi mereka di jalan," kata Safri, warga yang tinggal di Lontar.

Fenomena antrean mengular itu sendiri banyak diabadikan warga. Mereka membagikan di kanal-kanal sosial media. "Keras, bos! Kalau gak subuh datang, gak dapat bagian kamu," tulis Risky di status whatsapp-nya. (zal/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar