Tukang Martabak Kotabaru curi Perhatian dalam Pertemuan Akbar Partai PAN, Bima Arya Sampai Minta Tag di Instagram

Awaludin (kiri) memberikan buku kisah hidupnya yang ditulis dalam format sastra kepada Ketum PAN Zulkifli Hasan di Jakarta 29 Agustus 2023 | FOTO: AWALUDIN FOR JURNAL BANUA
Ahli racik martabak itu mencuri perhatian dalam pertemuan akbar PAN di Jakarta. “Kalau posting di IG, tag nama saya, ya,” teriak Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto di tengah kerumunan manusia kepada pemuda dari ujung tenggara Kalsel itu. Siapa sesungguhnya tukang martabak ini?

JURNALBANUA.COM, BANJARMASIN – Jika Anda tinggal di Pulau Laut –Kotabaru, mungkin nama Awaludin sudah tidak asing lagi. Bukan karena namanya mudah disebut dan enak dihapal. Sama sekali bukan karena itu.

Jauh sebelum namanya melambung dan jadi wakil rakyat seperti sekarang, orang-orang malah duluan akrab dengan nama Eza. Itu nama martabak yang dia jual di Kotabaru tahun 2010 silam.

Awal -begitu dia akrab disapa- adalah seorang pemuda desa. Dia menghabiskan masa kecilnya di Lebaksiu, Tegal. Konon dahulu warga Lebaksiu dapat resep membuat martabak langsung dari pakarnya: orang Arab. Bahkan, orang Lebaksiu meyakini martabak di nusantara pertama kali dibuat di tempat mereka.

Bagaimana awalnya Awal bisa sampai ke Kotabaru? Ini seperti takdir. Walau dia sempat mengenyam perguruan tinggi, tapi untuk sarjana kehutanan amat sulit mencari pekerjaan. Awal memilih merantau ke Banjarbaru, lalu ke Kotabaru. Terakhir ini adalah tempat keluarga besar istrinya tinggal.

Singkat cerita, berangkat dari usaha kecil martabak pinggir jalan, Awal kemudian melakukan lompatan besar, yang bahkan belum pernah dilakukan keluarga besarnya: politik. Gayanya yang sederhana, suka menjalin pertemanan rupanya menarik simpati. Awaludin diusung warga jadi kepala desa Sebatung –desa kecil di pusat kota.

Merasa didukung banyak orang, pemuda yang gemar diskusi ini tanpa beban nekat bertarung. Ada beberapa kandidat senior saat itu jadi lawannya. Tapi takdir berpihak padanya. Awal memenangkan pertarungan.

Awal mungkin tidak pernah mengira, kalau Sebatung adalah salah satu barometer politik di Kotabaru. Siapa pun yang bisa jadi kepala desa di sana sudah pasti punya jejaring yang kuat dan pertemanan yang baik. Di sinilah semua itu bermula.

Namanya melejit. Pemuda tukang martabak terpilh sebagai pembakal. Setelah mengalahkan kandidat terkuat yang sudah punya basis pendukung kuat di Sebatung. Tapi ternyata, waktu itu warga lebih banyak menaruh harapan pada orang muda.

Relasi sang kepala desa terus melebar. Dia akhirnya kenal banyak petinggi di daerah, termasuk politikus. Kecakapannya dalam menaklukkan hati warga Sebatung membuatnya dilirik banyak partai.

Tiga tahun kemudian pembakal muda itu mundur. Dia kembali terseret dalam arus nasib yang seperti tidak bisa dia hindari. Awaludin resmi berlaga di Pileg DPRD Kotabaru tahun 2019 tadi. Dan kita sudah sama tahu, dia menang.

“Tapi itu nyaris kalah, lho, ya. Waktu itu partai ngasih saya dapil yang bukan basis massa saya,” kenang Awaludin.

Jika kemenangan Awal di Sebatung sudah begitu menarik perhatian, maka kemenangannya di Pileg seakan menjadi kemenangan orang banyak. Kemenangan Awaludin dipercaya banyak kalangan adalah hasil dari kerja keras. Ya, tentu ada faktor ini dan itunya, tapi semua tidak akan berhasil andai Awal tidak habis-habisan kala itu.

Karena usaha yang dia perlihatkan begitu besar, kondisi itu lalu menumbuhkan rasa percaya dari para sahabat dan relasinya.

Penjual martabak itu kini jadi anggota DPRD. Dan sekarang jadi Ketua DPD PAN Kotabaru pula. Lalu apa yang berubah? Hampir tidak ada. Awal yang dulu rumahnya jadi markas teman-temannya, sekarang masih sama. Bentuk rumahnya memang berbeda, tapi semua rekannya tetap merdeka dapat datang seperti dulu.

“Memang begitu hati orang desa,” ujar Alamsyah, salah seorang rekannya.

Semua kisah hidup Awaludin yang seperti roller coaster itu belum lama tadi dibukukan. Bukunya tidak tebal, juga tidak tipi, sedang –mudah dibawa dan dibaca kapan saja. Isinya seperti permen nano-nano: lucu, sedih, tawa sekaligus menginspirasi.

Buku itu dia bawa ke Jakarta, saat menghadiri bimbingan teknis PAN di Jakarta Selatan, 29 Agustus 2023.

Buku yang kemudian sempat dibubuhi tandatangan Ketum PAN Zulkifli Hasan.
Buku yang kemudian mencuri perhatian banyak tokoh PAN.

Paling antuasias adalah Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto. Menurut penulis buku Anti Partai ini, buku Awaludin yang berjudul Tukang Martabak jadi Anggota Dewan itu adalah karya brilian, karena menumbuhkan semangat positif: bahwa semua kerja keras yang kita lakukan akan membuahkan hasil yang setimpal.

Walikota Bogor Bima Arya (tengah) mengapresiasi Ketua DPC PAN Kotabaru Awaludin (kanan) karena membuat buku yang dia anggap dapat memberikan inspirasi kepada generasi muda di daerah | FOTO: AWALUDIN FOR JURNAL BANUA
Dia pun meminta Awaludin terus membuat buku, sebagai warisan kepada generasi muda. Menurut Bima, paling penting diwariskan kepada anak muda adalah gagasan dan pendidikan karakter. Dua hal itu adalah modal utama bangsa ini ke depan.

Sementara itu, kepada Jurnal Banua, Awaludin mengatakan buku Tukang Martabak jadi Anggota Dewan terbit karena inspirasi seorang rekannya yang berprofesi sebagai jurnalis.

“Saya ingat, dia selalu bilang begini: Bikin buku, karena itu adalah hadiah terbaik untuk generasi muda. Jujur waktu selesai cetat, dan saya baca ulang, perasaan saya campur aduk, senang sekaligus haru. Kilas balik perjalanan hidup sampai sekarang, saya sadar dalam semua urusan dunia kita tidak bisa sendiri, selalu ada tangan-tangan yang memberikan bantuan, entah itu kita sadari atau tidak,” ujarnya.

Diminta pesannya untuk para pengusaha UMKM yang sedang berjuang di luar sana, Awaludin bilang jangan pernah putus asa. Semua kesulitan yang mungkin sedang dihadapi sekarang sejatinya adalah tangga agar kita bisa meningkatkan kualitas diri. (zal/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar