Kecintaan Zairullah akan Buku, Berujung Upaya Perpus Kulik Roman Cinta dengan Pelajar

Bupati Tanah Bumbu Abah Zairullah Azhar membaca buku di perpustakaan
Tiada hari tanpa membaca. Begitulah keseharian Bupati Tanah Bumbu Abah Zairullah Azhar. Dia pun hampir dalam tiap kesempatan berpesan, agar para ASN gemar membaca. Supaya tak sempit dalam berpikir.

JURNALBANUA.COM, BATULICIN - Bagi Zairullah, buku adalah jendela dunia. Membaca artinya membuka cakrawala berpikir.

"Wawasan kita akan membantu dalam memecahkan masalah yang kita hadapi sehari-hari," ujarnya kepada wartawan awal November tadi.

Dia pun menyentil ASN yang enggan meningkatkan wawasan melalui buku bacaan.

"Bagaimana bisa jadi pemimpin yang cakap, jika isi kepalanya tidak bermutu," tekannya.

Untuk itu dia pun memberikan imbauan, yang terkesan jadi "kewajiban", agar tiap pejabat di lingkup pemerintah daerah, jika ke luar daerah wajib beli minimal satu buku. Itu harus dia baca, jika selesai kemudian disumbangkan ke perpustakaan daerah.

Kadis PUPR Tanah Bumbu Subhansyah menunjukkan buku yang akan dia sumbangkan ke perpustakaan
Harapannya ada dua. Pejabat tadi jadi rajin membaca. Kemudian, buku di perpustakaan bertambah banyak.

Wawasan jelasnya, bisa diibaratkan seperti air. Danau yang luas dan dalam, tidak akan berubah rasanya jika ditaburi segenggam garam. Berbeda dengan gelas dalam air, yang akan menjadi asin jika ditaburi garam.

Begitulah gambaran manusia yang memiliki wawasan dan ilmu yang luas. Tidak akan goyang hanya dengan sedikit masalah. Sebaliknya, mereka yang berpikiran sempit akan oleng.

Dispersip jadi Ujung Tombak


Untuk menggenjot minat baca di Tanah Bumbu, Zairullah pun mempercayakan tugas itu salah satunya kepada Dispersip Tanah Bumbu.

"Harus ada perubahan dalam indeks minat membaca di Tanah Bumbu. Saya harap, Dispersip bisa melakukan berbagai terobosan," ujarnya.

Akademisi sekaligus politikus ini mengaku khawatir. Jika anak muda kehilangan minat baca. Maka ke depan, akan terjadi kemunduran. Budaya konsumtif semakin menjadi, dan tidak diimbangi dengan pola pikir yang matang.

Bupati Tanah Bumbu Abah Zairullah Azhar saat meresmikan Gedung Perpustakaan Daerah
"Tentu saja dalam era digital buku cetak, hanyalah salah satu sarana baca. Selain itu, juga ada buku elektronik. Semua harus kita upayakan, agar anak muda mendapat asupan informasi yang positif," tekannya.

Dia meminta, Dispersip rajin-rajin melihat dan belajar dari instansi di daerah lain yang sudah berhasil. Ilmunya diserap, dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi di Tanah Bumbu.

Wartawan Harus Ikut Ambil Bagian


Tidak ketinggalan, dia juga meminta wartawan menjadi salah satu mitra. Yang berperan menumbuhkembangkan minat baca di daerah.

"Ini juga tidak kalah penting. Bagaimana pilar ke empat demokrasi menjadi agen perubahan. Meningkatkan kualitas literasi di Bumi Bersujud ini," imbaunya.

Pria yang merupakan lulusan kedokteran ini menganggap jika jurnalis mempunya kelebihan. Paling utama menurutnya, adalah kemampuan redaksionalnya yang bisa memikat publik.

Kemampuan orasi Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar yang cakap salah satunya lahir karena kecintaannya akan membaca
"Jurnalis punya gaya yang memikat. Saya pikir jika itu dipakai untuk menggedor kualitas literasi di daerah, maka apa yang kita harapkan akan mudah tercapai," bebernya.

Toh, lanjutnya, dunia pers sangat membutuhkan kehidupan literasi yang baik di masyarakat. Agar produk-produk jurnalistik bisa bernilai lebih.

"Dampak ekonomi dalam bisnis media massa memberikan efek domino yang baik. Khususnya untuk pelaku UMKM. Tapi itu tidak dapat tumbuh maksimal, jika minat baca kita rendah," ucapnya.

Untuk itu, dia pun mengajak para jurnalis menjalin kerja sama program. Misalnya dengan Dispersip Tanah Bumbu. Melakukan terobosan yang dianggap perlu. Demi mendongkrak kegemaran membaca generasi muda di daerah.

Gayung pun Bersambut


Seolah mengerti keinginan atasannya, Kadiseprsip Tanah Bumbu Yulia Ramadhani terlihat gencar melakukan terobosan. Agar anak-anak pelajar di daerah mencintai buku.

Paling efisien sementara ini terlihat melalui kegiatan mendongeng di TK, talkshow ke sekolah menengah atas, dan bedah buku.

Tiga kegiatan itu menurut Yulia, terlihat mampu menarik minat baca anak dan remaja. Indikatornya adalah, meningkatkan jumlah buku yang dipinjam.

Dispersip Tanah Bumbu menggelar bedah buku Xinjiang's Tears pada 2 November 2022
Terbaru tadi, Dispersip menggelar bedah novel Xinjiang's Tears karya penulis yang berdomisili di Tanah Bumbu Maria Ispri, pada 2 November 2022.

Dalam bedah buku itu terlihat antusias para pelajar mendengar proses bertema cinta seroang Uighur di kamp Xinjiang

Menurut Yulia, dengan kerja sama semua pihak, maka literasi di Tanah Bumbu ke depan akan bisa meningkat pesat. Dibuktikan dengan banyaknya penulis asal Tanah Bumbu yang sudah melahirkan karya.

Dispersip sendiri terus berbenah, dimulai dengan memiliki sistem pelayanan yang terbuka dalam menyediakan fasilitas untuk membaca dan berkreativitas bagi penggiat literasi di perpustakaan daerah.

Seperti menyediakan Ruang Pojok Baca Digital dan Perpustakaan Min. Salah satunya berlokasi di area Taman Edukasi. (advertorial khusus/shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar