Baca Juga:
 |
| Fawahisah Mahabatan |
"Komentar politikus si itu, malas saya sebut namanya, bahwa jalan desa Purwodadi tidak diaspal karena warganya memilih calon kepala daerah tertentu, tidak memiliki fakta. Kita berkomentar harus sesuai fakta," tegasnya kepada wartawan, Rabu (20/10) tadi.
Fawa -begitu dia biasa disapa- menegaskan. Jalan desa Purwodadi pertama diaspal justru di zaman Zairullah. Baru kemudian ketika Zairullah tidak lagi menjabat, jalan di sana tidak diperhatikan.
"Jadi faktanya itu, 10 tahun atau dua periode sebelum ini ke mana saja? Mengapa dalam waktu 10 tahun itu usulan warga tidak diakomodir," cecarnya.
Justru tambah Fawa, Zairullah saat ini harus menyelesaikan banyak masalah yang ditinggalkan birokrasi lalu. Seperti perusahaan tambang yang menggunakan aset desa sampai sekarang belum membayar retribusi maksimal sesuai peraturan daerah.
"Kalau retribusi itu dibayar semua, bisa kita pakai memperbaiki jalan-jalan itu," tekannya.
Kini lanjutnya, Zairullah harus membenahi lagi dari awal. Turun ke desa-desa menyerap langsung keinginan warga. "Bukan duduk manis di kantor, atau sibuk terbang ke sana ke mari."
Dia pun mengingatkan, ke depan tidak ada lagi komentar yang menurutnya bernada politis. "Pakai data kalau ngomong. Jangan sampai niatnya menepuk air, tapi memercik ke muka sendiri," pungkasnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas PUPR Subhansyah membenarkan. Bahwa jalan desa Purwodadi sejak 10 tahun belakangan belum mendapat perbaikan maksimal.
"Justru di era Pak Zairullah ini kita anggarkan. Sesuai permintaan masyarakat. Realisasinya nanti di tahun 2022," ujarnya.
Itu tambahnya menjadi bukti bahwa pemerintah di bawah era Zairullah sekarang, benar-benar mendengar aspirasi masyarakat.
"Bupati bekerja profesional. Dia bukan politikus kemarin sore. Semua tindakannya terukur berdasarkan data," tekannya. (shd/jb)
Posting Komentar