Waspada Corona, 218 Orang Dirawat, Syairi Minta Gugus Tugas Lakukan ini

Kasus Covid 19 di Bumi Saijaan lonjakannya mengkhawatirkan. Kamis (4/2/20) tadi, Dinkes Kotabaru melaporkan temuan 66 kasus baru.
Seorang ibu memasangkan masker anaknya. Kesadaran prokes akhir-akhir ini terlihat menurun | Foto: klikdokter
JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Kasus Covid 19 di Bumi Saijaan lonjakannya mengkhawatirkan. Kamis (4/2/20) tadi, Dinkes Kotabaru melaporkan temuan 66 kasus baru.

Kasus terbaru itu berasal dari tenaga kesehatan, pasien di RS, pegawai kantor, pekerja kapal, karyawan perusahaan dan masyarakat umum.

Ketua DPRD Syairi Mukhlis kepada Jurnal Banua, Jumat (5/2/20) pagi tadi meminta Satgas Covid 19 mengambil langkah strategis. Khususnya menekan sebaran kasus di perusahaan.

"Misalnya larangan tegas karyawan cuti masuk ke zona merah," ujarnya.

Syairi menduga, lonjakan kasus di perusahaan-perusahaan dapat dicurigai, berasal dari mereka yang cuti. Bepergian atau liburan ke zona merah.

"Apabila di suatu perusahaan ada terpapar virus sebaiknya lockdown untuk sementara waktu. Saya tekankan agar perusahaan lebih memperhatikan karyawan mereka yang habis masa cuti dan baru mau balik ke perusahaan," pungkasnya.

Kekhawatiran Syairi beralasan. Sekadar diketahui, dari data yang dikeluarkan Dinkes Kotabaru. Kamis (4/2/20) tadi, ada 218 orang yang dirawat. Dan ada 117 orang yang melakukan isolasi mandiri.

Sejak awal hingga kini, tercatat sudah ada 989 kasus di Kotabaru. Sebanyak 35 orang meninggal dunia, dan 736 orang dinyatakan sembuh.

Kesadaran Warga Menurun

Lantas apa yang menyebabkan lonjakan kasus di Kotabaru melambung beberapa hari terakhir? Dari pantauan Jurnal Banua di lapangan, kesadaran masyarakat melaksanakan protokol kesehatan (prokes) menurun drastis.

Mudah menemukan orang-orang berkerumum di ruang publik tanpa menggunakan masker, atau menjaga jarak.

Bahkan para pedagang yang rentan terpapar karena selalu bertemu orang banyak, masih ada yang tidak menggunakan masker.

Sekian banyak warga ditanya, ditemukan beberapa faktor penyebab kesadaran menjaga prokes menurun. Faktor ekonomi, bosan, dan tidak percaya.

Masalah ekonomi membuat banyak warga terpaksa turun ke jalan. Mencari nafkah di tengah kerumunan, untuk menghidupi keluarga mereka. Pun begitu, mereka masih memperhatikan prokes, minimal memakai masker kain.

Ke dua: bosan. Kelompok ini mayoritas adalah milenial. Mereka mengaku jenuh, dilarang kumpul dan diwajibkan selalu makai masker.

"Pakai masker terus, gimana saya dapat pacar," kekeh Rapi warga milenial di pusat kota.

Yang ke tiga adalah kelompok masyarakat yang memang tidak percaya adanya corona. Mereka menilai pandemi itu hanya permainan politik dagang negara asing. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar