Gelora Pemekaran Kambatang Lima Bergemuruh di DPRD Kotabaru

Warga memperlihatkan poster tulisan tangan yang menggambarkan ketimpangan pembangunan Kotabaru di daratan Kalimantan | Foto: Jurnal Banua

Lelaki tua itu bergetar bibirnya. Matanya berkaca-kaca. Ketika yel yel Kambatang Lima digelorakan. Kerinduan warga berdiri sendiri, tergambar jelas dari guratan wajahnya.

JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Ratusan warga meluruk pusat kota, Senin (24/2/20) tadi. Mereka adalah warga Kotabaru dari daratan Kalimantan. Berpakaian serba kuning.



Di depan terlihat mereka dipimpin Dosen IAIN Hasbullah dan Guru Besar ULM Prof Udiansyah. Mereka orasi di depan Kantor Bupati.

Menuntut pemerintah mendukung terbentuknya Kabupaten Tanah Kambatang Lima. Kata mereka warga Kotabaru di daratan Kalimantan selama ini kesulitan jika harus berurusan ke pusat kota.

Terlebih, warga ingin pemerataan pembangunan. Menurut warga orasi, Tanah Bumbu dan Grogot adalah salah satu bukti pemekaran mampu menjawab ketimpangan pembangunan.



Kapolres Kotabaru AKBP Andi Adnan Syafrudin yang juga hadir mengawal jalannya orasi, meminta semua tetap berjalan dalam aturan. Menjaga suasana Kamtibmas aman.

Usai orasi di depan Kantor Bupati, massa kemudian bergerak ke DPRD Kotabaru. Puluhan perwakilan mereka langsung naik ke lantai tiga.

Rapat dengar pendapat digelar. Dipimpin Ketua DPRD Syairi Mukhlis. Dihadiri seluruh pimpinan fraksi.



Hasbullah mengatakan, pemekaran daerah Kotabaru yang berada di daratan Kalimantan akan menguntungkan semua. Pasalnya, luasan Kabupaten Kotabaru sekarang masih lebih dari seperempat Kalsel.

Terdiri dari banyak pulau. Sehingga dengan dana APBD yang terbatas, pembangunan sulit merata.

Rencana pemekaran katanya sudah ada sejak puluhan puluhan tahun lalu. Namun tertunda terus. Duluan pemekaran Tanah Bumbu dan Tanah Grogot.



Semua data kata Hasbullah lengkap. "Bukti ini murni dari warga. Semua sampai proses sekarang, patungan biayanya oleh warga," tekannya.

Beberapa data pendukung lantas ia tampilkan di layar besar.

Syairi lantas meminta semua fraksi bergiliran menyampaikan pendapatnya. Hasilnya: semua setuju Tanah Kambatang Lima dimekarkan.



Ketua DPRD Syairi Mukhlis memimpin rapat dengar pendapat yang dihadiri warga dan para pimpinan fraksi | Foto: Jurnal Banua

"Saya orang seberang merasakan benar kesulitan-kesulitan yang warga alami," kata anggota DPRD dari Perindro Roby yang juga meminjamkan ambulans partai untuk mengawal aksi warga itu.

Ketua Fraksi PAN Awaludin menegaskan, mereka akan all out mendukung proses itu. "Saya wakil rakyat di sana. Aspirasi ini memang murni keinginan masyarakat. Dan secara geografis dan faktor lainnya, Kambatang Lima layak," tegasnya.

Ketua Komisi III Soeji Hendra sempat mencuri perhatian. Ia meminta semua media maju ke depan. Lalu memimpin yel yel Kambatang Lima yang baru ia ciptakan.



Bergemuruhlah gedung DPRD saat itu. Seorang tua terlihat mengepalkan tangan. Matanya berkaca-kaca.

"Seperti sudah kalian lihat tadi, semua fraksi setuju. Jadi tinggal kita lanjutkan prosesnya," kata Syair saat ditanya wartawan usai rapat.

Kata Syairi kesimpulan rapat, semua sepakat hasil itu akan diparipurnakan nanti. Eksekutif juga diminta untuk mempercepat kajian. Nanti akan dianggarkan untuk proses lanjutannya di anggaran perubahan," bebernya. (shd/jb)



Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar