Ketika Haji Dian Bertemu Abid, Anak 5 Tahun Penghapal Quran di Kotabaru

Sudian Noor akrab disapa Haji Dian berbincang dengan Abid penghapal Quran, tampak di tengah Zakiah

Ini bukan cerita tentang Bupati Tanah Bumbu Sudian Noor, yang main ke Kampung Kuin di Pulau Laut. Tapi ini kisah bagaimana dunia datang sendiri kepada para penghapal Quran, walau mereka masih anak-anak.

JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Abid baru berusia lima tahun. Wajahnya putih. Sorot matanya terang. Mengenakan baju koko warna ungu.

Di hadapan Sudian Noor, akrab disapa Haji Dian, Abid lantang membaca surat An Naba', Sabtu (18/1/20) sore tadi.

Sembari mendengarkan, Haji Dian memeriksa bacaan Abid, dengan cara melihat tampilan An Naba' melalui layar hape.

Para guru Rumah Tahfidz Arrahmah hening. Seorang pria paruh baya, berjanggut tertunduk. Tampak tegang. Semua hening.

Pelan Abid membaca ayat demi ayat. Kadang dia tersendat, namun akhirnya ingat lagi dengan ayat selanjutnya.

Tibalah ke ayat terakhir. Ayat ke 40.

"innā anżarnākum 'ażābang qarībay yauma yanẓurul-mar`u mā qaddamat yadāhu wa yaqụlul-kāfiru yā laitanī kuntu turābā".

Selesai itu, Haji Dian meletakkan hapenya. Mencium kening Abid. Matanya berkaca-kaca.

Kebetulan saat itu di mobil Haji Dian membawa sepeda. Diberikan sebagai hadiah kepada Abid. Selain Abid, juga ada Zakiah, berumur 10 tahun, juga hapal puluhan ayat.

Abid dan Zakiah dapat hadiah sepeda

Haji Dian mengatakan, penting sekali membina generasi muda agar punya wawasan yang kuat di agama. "Selain membangun fisik di daerah. Kita juga harus membangun jiwa masyarakat kita, generasi muda kita," ujarnya.

Di Tanah Bumbu lanjutnya, anak yang bisa hapal Quran, akan dapat beasiswa untuk sekolah. "Dan mereka bebas memilih mau sekolah di mana. Tanpa harus zonasi," bebernya.

Diketahui, Haji Dian sendiri saat itu main ke kampungnya di Gang Sasak dekat Kampung Kuin. Ia pun diminta beberapa tokoh di sana untuk mampir ke rumah tahfidz.

Anak Tukang Servis Elektronik


Siapa sebenarnya Abid? Anak berusia lima tahun itu, buah cinta pasangan Abdul Khair dan Fatimah Yulianti.

Abdul Khair sehari-hari bekerja sebagai tukang servis elektronik. Sekitar pukul 17.00, ia datang menjemput anaknya.

Abdul Khair berterimakasih atas motivasi yang diberikan Haji Dian. "Di rumah kami memang menyetel terus murottal," ujarnya

Ditanya Abid nanti besar mau jadi apa? Abdul Khair berharap anaknya itu bisa cakap dalam agama.

Ia membenarkan, jika akhirat yang dicari maka dunia akan ikut dengan sendirinya.

Abid berpose dengan ayahnya

Sementara itu Fatimah mengaku, di rumah Abid biasa saja. Sama dengan anak-anak yang lain.

"Tidak ada makanan khusus. Sama saja," ujar perempuan yang baru-baru tadi memutuskan memakai cadar itu.

Dirut Politeknik Kotabaru, Ibnu Faozi diminta tanggapannya mengatakan, Quran merupakan keajaiban. "Bayangkan dari penjuru dunia anak-anak banyak hapal. Padahal itu bahasa Arab. Satu-satunya kitab suci yang mudah dihapal, walau bukan orang Arab," ujarnya. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar