Heboh..! Warga Nyium Aspal Pulau Laut "Paman Birin"


Fryan mencium aspal...! Aspal masih agak hangat karena belum lama diampar dan diratakan. Warga Pulau Laut itu tak mampu menahan girang, mudik bertemu yang mulus.

JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Usianya 32 tahun. Sekitar sepekan lalu ia berkendara. Mudik ke Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, dari Pulau Kalimantan.

Fryan begitu dia akrab disapa. Masih ingat, beberapa tahun lalu menuju ke kampungnya harus ekstra hati-hati. Utamanya di kawasan Batu Ladung dan Gunung Haji.

Dua kawasan ini berdekatan. Dulu, sama-sama dikenal angker. Mobil angkutan umum biasa melarang penumpang membawa ketan masak: bisa macet di atas gunung.

Entah kebetulan atau tidak. Memang banyak macet bertahun lalu di Batu Ladung. Tidak cukup ketan, telur dan pisang yang dibawa penumpang pun bisa menjadi alasan.

Faktanya adalah, Batu Ladung dan Gunung Haji memang menanjak tinggi. Khususnya Ladung: berkelok-kelok dan kanan kiri jurang.  Juga jalannya hanya diampar bebatuan kerikil lepas dan pasir.

Tapi sekitar setahun lalu Batu Ladung sudah mulus. Gubernur Kalsel Sahbirin Noor akrab disapa Paman Birin membuat program perbaikan jalan di sana.

Sunset di Batu Ladung sekarang mudah dinikmati karena jalan ke sana sudah mulus

Sekarang warga biasa santai di Batu Ladung. Menikmati sunset. Pemandangan di sana menawan, hal yang sulit dinikmati ketika jalannya masih rusak parah.


Sulitnya Menaklukkan Gunung Haji


Tinggal Gunung Haji yang masih rusak. Fryan ingat, sahabatnya Rafi yang tinggal di Teluk Temiang diberhentikan jadi sopir truk karena Gunung Haji. Kejadiannya setahun lalu. Begini:

Waktu itu Rafi membawa muatan penuh sawit di truk. Dia sudah meminta kepada pemilik truk agar beban dikurangi. "Susah ini, truk tua. Terbalik nanti di Gunung Haji," wanti-wantinya.

Tapi pemilik truk menurut pengakuan Rafi abai. Tetap memaksa membawa sekian ton. Namanya anak buah, terpaksa patuh.

Dan yang ditakutkan pun terjadi. Di Gunung Haji truk Rafi tidak mampu naik. Kerikil lepas membuat ban truknya tergelincir. Terus truk ke bawah dan akhirnya terbalik.

"Kan sudah aku bilang. Begini pasti tetap aku yang kena getahnya," kata Rafi saat itu.

Gunung Haji waktu belum aspal menyulitkan perkembangan ekonomi warga

Fryan juga masih ingat kisah serupa. Dari seorang pengusaha muda di Kotabaru, Fendy. Pemuda yang tinggal di Desa Hilir itu rela pakai roda dua menjenguk istrinya yang tugas di Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar pakai roda dua. Padahal Fendy punya mobil. Alasannya: Gunung Haji sulit ditaklukkan.

Sekitar dua bulan lalu, Fryan melihat tumpukan material batu di Gunung Haji dan sekitarnya. Ada spanduk bergambar Paman Birin yang memperingatkan ada perbaikan jalan.

Waktu itu Fryan sempat berucap. Jika Gunung Haji bisa diaspal sebelum lebaran. Maka dia akan menciumnya.


Tunaikan Janji Cium Aspal


Apa mau dikata. Fryan akhirnya harus menunaikan janjinya. Gunung Haji dan sekitarnya mulus. Turun dari kendaraan, Fryan lantas berlutut mencium aspal. Persis di depan gambar Paman Birin.

Fryan cium aspal di kawasan Gunung Haji

Aksinya mendapat tepuk tangan dan gelak tawa dari para pekerja. "Kok cepat sekali ya aspalnya," tanya Fryan.

Dani konsultan proyek di sana membenarkan. Pengaspalan di Gunung Haji cepat. "Saya baru pertama jad konsultan perusahaan ini. Mereka cepat sekali," ujarnya.

Sementara itu mandor proyek yang namanya enggan ditulis mengaku, Dani sangat cerewet. "Konsultannya cerewet. Siang malam dia awasi," gelaknya.

Batu Ladung dan Gunung Haji di Pulau Laut Tengah sudah mulus. Masih ada sekitar 20 kilometer lagi yang rusak parah menuju Lontar, Pulau Laut Barat. Fryan berharap Gubernur yang akrab disapa Paman Birin itu meningkatkan lagi anggarannya.

Panorama alam Pulau Laut. Perlu percepatan perbaikan infrastruktur agar wisata daerah ini meningkat

Dia menjamin jika jalan ke Pulau Laut Barat, Pulau Laut Tanjung Selayar dan sekitarnya sudah mulus, wisatawan akan semakin banyak masuk Pulau Laut. "Paman Birin sendiri memuji, susah kata beliau mengalahkan pemandangan di Pulau Laut. (JB)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar