Didoakan Guru Bajang, Awaluddin: Saya Tidak Menyangka

Awaluddin (kiri) didoakan Guru Bajang di Batulicin. Foto: Jurnal Banua

Sudah lama Awaluddin memimpikan bertemu Tuan Guru Bajang. Dia ingin meminta doa. Keinginannya terkabul tidak terduga. Sabtu (1/12) malam ini tadi, Guru Bajang mendoakannya di Batulicin.

JURNALBANUA, BATULICIN - Wajah mantan Kepala Desa Sebatung Kabupaten Kotabaru itu sumringah. "Tolong dong fotokan saya dengan Guru Bajang," ujarnya kepada Jurnal Banua di kediaman Rois Sunandar di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu.

Ceritanya begini. Awaluddin mundur dari kepala desa karena diminta banyak pihak masuk bursa Pileg di DPRD Kotabaru. Dia tidak mau sebetulnya. "Tapi terus didesak. Supaya bisa kontribusi ke lapangan lebih luas kata temen-teman," ungkapnya.

Setelah meminta pendapat keluarga. Akhirnya Awaluddin diizinkan ikut Caleg. "Kata keluarga, ya sudah kalau memang garis tangannya ada, mereka hanya bisa dukung dan bantu doa."

Dukungan datang mengalir. Dari para kepala desa. Awaluddin sendiri aktif ke sana ke mari menjaring aspirasi. Membaca peluang. Menjalin relasi baru, termasuk ke tokoh-tokoh agama.

Kebetulan salah satu tokoh agama yang diidolakannya adalah Tuan Guru Bajang. Kepada kepala des Sumber Makmur, Pak Alek, dia menyampaikan keinginannya. "Tolong lah, saya mau ketemu Guru Bajang," kata Awaluddin.

Pak Alex berasal dari Lombok. Punya koneksi ke jaringan Guru Bajang. Namun jika memang rezeki, tidak ke mana. Entah bagaimana, Guru Bajang kemudian malah datang ke Kalsel. Dia kunjungan ke beberapa daerah bersama mantan Bupati Tanah Bumbu, Mardani Haji Maming.

Sabtu malam tadi, Guru Bajang menghadiri acara agama di Batulicin. Banyak orang diundang. Termasuk Awaluddin. "Benar-benar gak nyangka. Bisa ketemu di Batulicin," senyum Awal merekah.

Meski senang dia terlihat agak gugup. Sore hari Awaluddin menyeberang dari Pulau Laut ke Batulicin. Lepas Magrib menuju rumah Rois adik Mardani.

"Belum bisa foto. Masih ngobrol Tuan Guru Bajang dengan Mardani," kata Awal saat ditanya apakah hajatnya sudah kesampaian.

Lepas Isya, Guru Bajang ke luar kamar. Perawakannya tinggi. Kulitnya putih bersih. Senyumnya simpul. Tenang. Saat itu banyak orang di rumah Rois. Sama dengan Awal, mereka ingin bertemu dekat dengan Guru Bajang.

Mardani yang juga ada di sana mempersilakan para tamu dari jauh tunaikan keinginan. "Silakan kalau ada yang mau foto," ujarnya seolah tahu apa isi kepala para tamu itu.

Awaluddin serentak berdiri. Disusul yang lain. Berebut salaman. Cium tangan, tapi Guru Bajang menolak halus tangannya dicium. Dengan tenang dia melayani warga berfoto-foto.

Tiba-tiba ada dua remaja mendatangi Guru Bajang. Minta didoakan. Guru Bajang lantas memegang pundak remaja itu, membaca doa. Usai berdoa, Guru Bajang mengusap-usap dada remaja itu.

"Nah siapa lagi mau didoakan. Awal mana Awal," sebuah suara menyeru. Awaluddin maju. Malu-malu. Guru Bajang tersenyum. Kaki Awal maju lagi dan akhirnya berhadap-hadapan. Awaluddin didoakan.

Di pelataran rumah Rois, Awaluddin tidak mampu menyembunyikan riangnya. "Kesampaian juga. Akhirnya bisa ketemu dan didoakan," ujar pemuda asal Jawa itu.

Ditanya apa yang dia rasakan saat didoakan, Awal mengaku, ada perasaan yang sulit dijelaskan. "Gimana ya? Susah jelasinnya. Saya baca syahadat tadi," ungkapnya. Rekan-rekannya mendengar itu hanya senyam-senyum. (JurnalBanua)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar