Iyas Ahmad Sanusi pendamping desa Mangkalapi (kiri) bersama kelompok wanita tani dan masyarakat setempat panen hasil produksi sayur-mayur di Demplot Dapur Hidup, Rabu (14/1) | Foto: Jurnal Banua |
Pendamping Desa Mangkalapi dari Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) al Azhar, Iyas Ahmad Sanusi beberapa tahun terakhir intens mengembangkan konsep dapur hidup di sana.
Melalui program dapur hidup Iyas berhasil mewujudkan perilaku masyarakat sebagai konsumen bahan-bahan dapur. Sekarang dapat memproduksi sendiri, untuk kebutuhan rumah tangga dan pasar.
Apa yang dilakukan Ilyas? Bekerjasama dengan PKK Tanah Bumbu dan warga lokal, mereka mengembangkan tanaman dapur di pekarangan rumah tangga.
Berbagai tanaman mereka kelola. Mulai dari sayur mayur sampai tanaman obat.
"Hasil produksi dari program dapur hidup ini, sebagian sudah kami jual," kata Iyas kepada Jurnal Banua, Kamis (14/1) tadi.
Untuk bibit sayur-mayur program dapur hidup itu bersinergi dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanah Bumbu melalui dana APBD Progam KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari).
Dan di tahun 2020 tadi, dapur hidup juga mendapatkan bantuan demplot rumah bibit sayur dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanah Bumbu.
"Untuk program dapur hidup ini sudah berjalan sekitar 4 tahun. Rata-rata setiap kali penen kami dapat menghasilkan 2 kilogram dari macam-macam jenis sayur," ujarnya.
Dimintai tanggapannya, Bupati Sudian Noor mengapresiasi keseriusan warga Mangkalapi. Untuk mewujudkan ketahanan pangan warga.
"Selain Mangkalapi, juga ada beberapa desa yang kami lihat begitu maksimal. Salah satunya Desa Karang Bintang. Ke depan, kami berharap semua desa, mampu mengembangkan potensi terbesar mereka, untuk kemajuan ekonomi desa," ujarnya. (ryn/shd/jb)
Posting Komentar