![]() |
Ilustrasi |
JURNALBANUA.COM, BANJARMASIN - PSBB di Banjarmasin diperpanjang. Kami lebih suka menyebutnya dengan karantina, PSBB lebih kepada istilah teknis.
Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, resmi mengeluarkan surat edaran tertanggal 11 Mei tadi. Semua toko dilarang buka kecuali toko makanan, itu pun dibatasi jam-nya.
Juga umat beragama diminta tidak ibadah jemaah di masjid, dan sejenisnya.
Efektifkah karantina itu? Tergantung. Banyak faktor.
Perlu diingat, jumlah masyarakat ekonomi lemah masih mayoritas. Karantina wilayah artinya ekonomi lumpuh. Di sini, pemerintah perlu memastikan tidak ada yang kelaparan.
Tidak kalah penting soal agama. Banjarmasin dikenal relijius. Larangan ibadah di masjid mendapat respons keras. Salah satu warga di sosial media memposting gambar spanduk, berisi tulisan kurang lebih: setan saja yang melarang ibadah di masjid.
Padahal, jauh. Ribuan tahun lalu. Islam sudah mengajarkan cara bersikap ketika ada wabah. Salah satunya ya jangan berkerumun.
Perlu peran semua tokoh berpengaruh di Banjarmasin, agar warta patuh dengan aturan karantina wilayah. Utamanya para ulama, dokter, semua.
Ibnu Sina tidak bisa kerja sendiri.
Pengendalian wabah ini bukan kisah Superman sendiri menyelamatkan dunia.
Begitu juga dengan para kepala daerah lainnya di Banua. Tidak bisa sendiri. Jalan sendiri, mutuskan sendiri, aksi sendiri. Yang agamis tentu lebih patuh kepada ulamanya.
Mencegah wabah mesti kolektif. Jika tidak, maka karantina wilayah tidak berarti apa-apa, selain melumpuhkan ekonomi warga. (*)
Posting Komentar