Eksklusif..! Mengenal Lebih Dekat Santi KDI Asal Tirawan dan Dukungan Hebat di Belakangnya

Santi (dua dari kiri) bersama Tajerian Noor dan Bunda Ati di Jakarta

Mislianti itu nama aslinya. Dara asal Tirawan itu mendadak terkenal. Setelah sekian lama wara-wiri di layar kaca. Santi KDI, berikut kisah-kisahnya setelah pulang dari panggung Jakarta.

JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Minggu (19/8) sore tadi, pesisir Pulau Laut mendadak heboh. Warga menyemut menjemput Santi dan Raza di Bandara Gt Sjamsier Alam.

Meski tidak lolos ke final, namun Santi dan Raza sudah menjadi idola baru warga di Banua. Bagi warga pesisir di ujung tenggara Kalsel, Santi dan Raza adalah pemenang.

Tidak masuk nya Santi dan Raza ke final dinilai banyak warga, hanya karena keberpihakan juri dan panitia. "Untuk apa coba ada sms kalau tidak berlaku juga," begitu kata warga.

Santi dan keluarganya saat liburan

Bagaimana dengan Santi? Kepada wartawan di rumahnya di Desa Tirawan, Senin (20/8) sore tadi, perempuan berusia 25 tahun itu mengucapkan terima kasih kepada warga Kotabaru. Khusus kepada beberapa tokoh yang selama ini serius memberikan support di Jakarta.

"Kami sangat berterima kasih kepada Ronie, Pak Zul, terus memberikan dukungan dan bantuan. Dan terutama kepada Tajerian Noor, luar biasa bantuan sidin selama ini. Juga yang lainnya, yang teramat banyak kalau kami sebut satu-satu" ujar Santi didampingi suami dan anaknya.

Santi berjabat tangan dengan anggota DPRD Kalsel Ronie di atas panggung KDI

Ibu dua anak itu mengungkapkan, mobilisasi warga pulang balik Kotabaru Jakarta untuk mendukungnya, salah satu andil besarnya karena uluran tangan Tajeri. "Kami sangat berterima kasih," akunya.

Bahkan kata Santi, dari informasi yang dia dapatkan, Tajeri menghabiskan dana sedikitnya Rp1 Miliar.

Bagaimana perasaannya saat kembali ke Kotabaru, istri Hadiansyah itu mengaku haru. Dia tidak menyangka sambutan warga begitu meriah.

Dari informasi di lapangan, Santi dan Raza memang disambut meriah. Di beberapa titik,  warga bahkan sudah menyiapkan acara penyambutan kecil-kecilan, lengkap dengan live music nya.

Santi dan Raza menghibur warga saat tiba di Pulau Laut

Pun begitu sempat terdengar kecewa dari beberapa warga. Karena tidak ada pejabat pemerintah yang menyambut Santi dan Raza. "Padahal mereka sudah membuat nama daerah kita terkenal. Luar biasa, sayang seperti dilupakan," kata Rapi warga Kotabaru.

Sementara itu, meski tidak masuk final bukan berarti kehidupan Santi seperti semula. Semua sudah berubah. Job-job sudah menanti. Malam ini dia akan manggung di kompleks Irhami Center, Sigam.

Suaminya, mengaku bersyukur dengan apa yang sudah dicapai sang istri. "Memang cita-cita dari dulu mau jadi penyanyi. Selama ini dia memang menyanyi, ikut lomba-lomba. Kalau ada orang nikahan biasa diundang," ujarnya.

Hadi saat hendak terbang ke Jakarta menemui istrinya

Hadiansyah yang bekerja sebagai tukang bangunan itu, hanya meminta. Sesibuk apapun Santi, tetap harus memperhatikan keluarga. Terutama anak-anak.

"Kalau karir, kami dukung penuh. Karena dari dulu dia memang sudah merintisnya," kata pria berusia 27 tahun itu.

Hadi dan Santi menikah di tahun 2008. Awal perkenalan mereka, awalnya melalui handhphone. Saling sms, telepon. Kemudian ketemuan. Cocok, lanjut ke pelaminan.

Beberapa warga Desa Tirawan, mengaku bangga. Ada artis di desa kecil mereka, berhasil masuk acara nasional mengalahkan puluhan ribu peserta. Warga berharap, Santi terus dapat berkarir di dunia seni. Sehingga mengharumkan nama desa mereka.

Remaja panjat tebing binaan pelatih Ancah memberikan dukungan kepada Santi dari atas Bukit Mamake

Tirawan sendiri berada di kaki Sebatung. Sekitar tiga kilometer dari Mapolres Kotabaru. Suasana di desa itu sejuk. Masih banyak pepohonan tinggi. Warga banyak bekerja sebagai pekebun. (Jurnal Banua)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar