Supriyadi dari Satui, Panen Rupiah di Halaman Rumah

Supriyadi memanen selada dari green house, Rabu (31/3) siang tadi | Foto: Jurnal Banua
JURNALBANUA.COM, BATULICIN - Jika ada niat di sana ada jalan. Setidaknya itulah yang dialami Supriyadi, pemuda asal Desa Sungai Cuka Kecamatan Satui.

Alih-alih bekerja di perusahaan, pemuda itu menggaral lahan pekarangan. Lahan kosong ukuran kisaran 10 kali 40 meter itu dia sulap jadi greenhouse "berdinding" jala.

Di dalam rumah hijau, ada empat ribu lubang sayuran hidroponik. Sebagian ditanam selada, sebagian pokcoy.

Dalam sebulan omzet yang dihasilkannya mencapai Rp8 juta. "Dijual ke pasar, ke warung," ujarnya kepada Jurnal Banua, Rabu (31/3) siang tadi.

Pekerjaannya terbilang santai, mengawasi perkembangan tanaman. Dari gangguan hama dan cuaca.

"Kami tidak pakai bahan kimia. Menanggulangi hama pakai trap (jebakan) saja," bebernya.

Namun, untuk selada akunya kadang setress jika panas berlebih. "Selada kan tanaman dataran tinggi (dingin). Tapi di sini lagi banyak orang suka selada," tambahnya.

Dia berharap, ada peran pemerintah daerah untuk membantu pemasaran sayuran hidroponik. Juga edukasi kepada masyarakat, tentang pentingnya mengkonsumsi sayuran bebas residu kimia.

Dari pantauan Jurnal Banua di lapangan, konsumen sayuran hidroponik memang meningkat. Ditambah ramainya rumah makan yang bermenu wajib sayuran ini, seperti warung daging panggang.

Randi warga Kecamatan Kusan Hilir mengatakan, sayuran hidropinik lebih enak. "Apalagi dimakan mentah. Terasa segar. Mungkin karena tidak pakai bahan kimia ya," bebernya. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar