Dukung Keberlanjutan ProKlim, Ketua DPRD Dampingi Studi Komparatif DLH Batola ke Malang

Ketua DPRD Batola Ayu Dyan Liliana saat di Malang. (FOTO:IST)

JURNALBANUA.COM, MARABAHAN - Ketua DPRD Barito Kuala (Batola) Ayu Dyan Liliana Sari Wiryono, mendampingi studi komparatif Dinas Lingkungan Hidup (DLH) ke sejumlah destinasi di Malang, Jawa Timur, Rabu (28/04/2025).


Turut dalam studi tersebut  Sekretaris DLH Batola, Juliannor Fatahillah, Kabid Pengelolaan Sampah dan perwakilan sejumlah desa untuk mendukung keberlanjutan Program Kampung Iklim (ProKlim).


Kunjungan diawali ke Kampung Semar di Kelurahan Arjosari, dilanjutkan ke Kampung Wonosari Go Green di RW 19 Kelurahan Purwantoro, dan terakhir Rumah Prestasi Glintung Go Green (RP 3G).

 

Juliannor menyampaikan rasa syukurnya karena kunjungan ke Malang mendapat dukungan langsung dari Ketua DPRD Batola.


"Kami selalu berusaha dalam setiap tahun, menambah desa ProKlim di Batola. ungkapnya Juliannor dikutip dari YouTube Ada di Malang.


Namun lanjutnya, kualitas desa-desa yang dibina terlebih dahulu juga harus terus ditingkatkan.


Diketahui Batola memiliki Desa Danda Jaya di Kecamatan Rantau Badauh yang berhasil menerima penghargaan tertinggi berupa ProKlim Lestari.


Selanjutnya Danda Jaya dipercaya membina tiga desa lain seperti Desa Karang Indah dan Karang Bunga di Kecamatan Mandastana, serta Desa Danau Karya di Kecamatan Anjir Pasar.


Sementara itu Ayu Dyan menyampaikan dukungannya kepada  DLH dan desa-desa di Batola  agar dapat menerapkan seperti yang dilakukan warga Kampung Semar Arjosari maupun lokasi serupa di Malang.


Bahkan Ayu berencana kembali ke Malang dan mengunjungi kawasan-kawasan binaan Bambang Irianto tersebut bersama anggota DPRD Batola lainnya.


"Dengan demikian, mereka dapat melihat langsung dan kemudian mendukung program-program DLH Batola. Terlebih Proklim juga termasuk visi misi kepala daerah, terutama upaya pengelolaan sampah," beber Ayu.


Selain kebersihan lingkungan, Ayu juga terkesan dengan pengelolaan sampah yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan peternakan.


"Saya juga mendapat pengetahuan baru seperti pengelolaan sampah dengan memanfaatkan maggot yang kemudian menjadi pakan ikan lele," ujar Ayu.


"Dari semua upaya, masyarakat memang harus memiliki kesadaran dan tergerak mengelola lingkungan secara berkelanjutan," tuturnya.


Sementara Bambang Irianto mengapresiasi dukungan DPRD Batola, juga keseriusan desa-desa di Batola dalam mengikuti ProKlim.


"Banyak desa yang mengikuti ProKlim, tetapi belum mempersiapkan pondasi keberlanjutan. Akibatnya setelah ikut ProKlim, malah mengalami kemunduran," ungkapnya.


"Berbeda dengan Semar. Meski baru akan diajukan dalam ProKlim Utama, pondasi keberlanjutan Semar telah siap dan bahkan telah go internasional," sebutnya.


Semar yang merupakan kependekan dari "Senang Menanam Ramai-ramai" semula merupakan lahan kosong seluas 0,5 hektare. Selain ditumbuhi rumput liar dan tumpukan sampah, kawasan ini juga menjadi habitat ular.


Lantas sejak pandemi Covid-19, tepatnya pertengahan 2021, warga setempat sepakat bergotong-royong menggarap lahan tersebut untuk ditanami sayur dan buah. 


Setelah dipercantik dengan gazebo hingga tempat duduk, ditambahkan pula budidaya lele dan maggot agar warga lebih produktif. Kemudian dibuat kolam pemancingan bertarif dan penjualan maggot sebagai umpan pancing.


Untuk menjaga kawasan yang sudah dibangun, warga dengan kesadaran sendiri membersihkan kebun setiap Sabtu atau Minggu.


Sementara Wonosari Go Green juga awalnya lahan kosong tanpa pepohonan. Baru sejak 2019, warga berinisiatif melakukan penghijauan dengan menanam buah-buahan maupun sayuran.(saa/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar