Menyongsong Kawasan Industri Tanah Bumbu, Sebuah Asa dari Biodiesel

Industri biodiesel | Foto: Koran Sindo
JURNALBANUA.COM, TANAH BUMBU - Jika tidak ada aral melintang, dalam enam bulan ke depan pabrik biodiesel dan minyak goreng akan beroperasi di Tanah Bumbu.

Kabar gembira itu disampaikan Kepala Operasional Jhonlin Group, Paijan belum lama tadi kepada Jurnal Banua.

"Perkiraan serapan tenaga kerja nanti itu ribuan," ujarnya.

Pabrik sengaja dibangun di Banua tekannya, untuk menopang perekonomian di Kalimantan. Khususnya, di Tanah Bumbu Kalsel.

Harapannya, investasi yang menenal dana sekitar Rp850 miliar itu dapat memberikan konstribusi positif bagi pergerakan perekonomian warga sekitar. Utamanya bagi para petani sawit.

Saat ini, di Tanah Bumbu sawit dan karet masih menjadi primadona tanaman produktif selain padi dan sayur-sayuran. Warga banyak menanam tanaman penghasil minyak itu di lahan-lahan mereka.

Namun kendala petani sawit, salah satunya adalah minimnya pasar. Pabrik terbatas menerima hasil panen mereka.

Bahkan petani sawit di Pulau Laut banyak terpaksa menjual tandan buah segar mereka ke Tanah Bumbu. Di pelosok Kotabaru bahkan ada yang menjual sawitnya ke Kaltim.

Hampir tiap malam terlihat antrean truk sawit di pelabuhan fery Tanjung Serdang. "Terpaksa jual ke Tanah Bumbu. Harga di sini sakit," kata seorang sopir truk yang mengaku mengangkut hasil panen warga di Pulau Laut.

Dalam beberap tahun terakhir, pendapatan negara pemasukan terbesarnya, salah satunya berasal dari inustri kelapa sawit. Belum lama tadi, Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan penerapan B30 untuk konsumsi lokal. Pasca perlakuan diskriminatif pasar Eropa terhadap produk sawit.

Dampak kebijakan itu, pengusaha pun mulai ramai membangun sektor usaha pengolahan biodiesel. Bahan bakar campuran nabati dan minyak bumi itu sudah diterapkan pada beberapa teknologi, salah satunya kendaraan bermotor dan PLTD.

Jika industri ini nantinya berhasil berjalan di Tanah Bumbu, harapan kawasan di pesisir Kalsel ini untuk menjadi sentra industri, perlahan bisa terwujud. Berkolaborasi dengan Kabupaten Kotabaru, akan memberikan dampak besar bagi perekonomian Kalsel dan nasional.

Penopang Ekonomi Calon Ibukota Negara

Belum lama tadi, calon bupati terpilih Zairullah Azhar menekankan, tenggara Kalimantan Selatan harus berpacu dengan semua potensinya. Menyusul sudah ditetapkannya Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara sebagai calon ibukota negara.

Proses ke arah sana rencanaya akan dimulai pada tahun 2024. "Kita harus mempersipkan diri. Baik dari sektor ekonomi, wisata dan sumber daya manusianya," jelas mantan anggota DPR RI itu.

Sehingga ketika nanti ibukota negara sudah pindah, masyarakat di Kalsel khususnya sudah siap. Baik kualitas pendidikan maupun kualitas perekonomiannya.

"Tanah Bumbu utamanya, harus mampu menjadi penyangga ibukota negara nantinya. Itu bisa kita lakukan, jika kita semua bekerja sama," tekannya.

Untuk itu, poin utama nanti yang akan dia lakukan, beriringan dengan pembangunan fisik lapangan, adalah meningkatkan mutu kehidupan masyarakat Tanah Bumbu. Dari data saat ini, tingkat pendidikan warga hanya di kisaran kelas satu dan dua SMP.

Padahal, program pendidikan gratis sembilan tahun sudah lama berjalan. Itu mengapa sebutnya, dalam salah satu program kerjanya nanti, pendidikan gratis sembilan tahun tetap menjadi perhatian pemerintah daerah.

"Meman sudah gratis, tapi fakta di lapangan tidak semudah itu. Banyak faktor. Sehingga perlu campur tangan pemerintah daerah di situ," ucapnya. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar