Serasi, Program Ketahanan Pangan yang Harus Kita Kawal

Dwi Putranto 

Dwi Putranto *).

Program SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) yang menjadi salah satu program Kementan (Kementerian Pertanian) untuk mewujudkan target Indonesia jadi Lumbung Pangan.

Program Serasi adalah optimalisasi lahan yang terintegrasi dengan upaya peningkatan taraf hidup petani melalui bantuan pengembangan sistem irigasi di lahan rawa dan komoditas pertanian dan peternakan.

Kegiatan Serasi tidak hanya fokus pada pekerjaan konstruksi atau perbaikan jaringan irigasi dan pengolahan tanah di lahan rawa. Tetapi akan mendapatkan pula bantuan sarana produksi pertanian. Seperti herbisida, dolomit, benih, pupuk hayati, ternak (itik), holtikultura dan bantuan lainnya dari pemerintah.

Selain di provinsi Kalimantan Selatan, Program Serasi juga ada di Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan.

Dari 13 kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan, ada 9 kabupaten yang masuk pada program ini. Yaitu kabupaten Banjar, Batola, Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Tapin, Balangan, Tabalong.

Walaupun Kotabaru tidak mendapatkan program ini. Program Serasi adalah salah satu program penyejahteraan yang memihak petani.

Kalau program ini ada keberlanjutannya, semoga kabupaten Kotabaru bisa mendapatkan program ini.

Salah satu yang sangat perlu diperhatikan pada program ini adalah proses pengawasan dan strategi kontrol teknis yang benar dan baik agar tepat sasaran dan tujuan. Sehingga menutup celah untuk dimanfaatkan oleh pengambil kesempatan semata.

Selain kontrol dari sisi kuantitas dan kualitas fisik konstruksinya, juga dari pengadaan barang, bantuannya perlu diperhatikan agar sesuai standar yang telah ditetapkan.
Kalau kuantitas dan kualitas serta standarnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka  berdampak pada tujuan program yang tidak optimal.

Karena, para petani inilah garda depan agar ketahanan pangan Indonesia untuk terus terjaga di masa depan. Jadi sudah sewajarnya program ini mendapatkan pengawalan dan kontrol  sesuai target yang diharapkan.

Sudah sewajarnya ketahanan pangan kita dukung. Industrialisasi dan teknologi boleh, tapi jangan abaikan agraris. Agar tidak kesulitan mencari bahan pangan dan terjadi kelaparan. Karena ketahanan pangan  ini berkorelasi terhadap pertahanan dan keamanan negara.

Hilir pangan juga berawal dari bahan baku yang hulunya bermuara dari petani.
Maju pertanian, sejahtera Petani. Agar Petani tidak menangis di negeri agraris.


*). Dwi Putranto,  Kades di Desa Sungai Nipah - Kotabaru,  pernah kuliah di Fakultas Pertanian dan dulu aktif di Mapala Gramenia.


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar