Perbincangan Gayeng Andi Adnan dan Wartawan Ditingkahi Cicit Kenari Halte Food

Kapolres Kotabaru AKBP Andi Adnan Syafruddin bersama Dandim 1004 Letkol Inf Rony Fitriyanto diskusi dengan awak media di Halte Food

JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Tawa merebak di kaki Sebatung, persis di Selat Pulau Laut. Burung kenari riang. Kopi dan bakar pisang, menjadi latar perbincangan gayeng Andi Adnan dan parade jurnalis.

"Besok datang ya ke Halte Food. Kapolres AKBP Andi Adnan Syafruddin mau kenalan," ujar Kabag Humas Iptu Gatot EW.

Selasa (22/10), belasan jurnalis merapat ke Halte Food. Rumah makan bergaya cafe. Lantai duanya pager rendah dengan hiasan tanaman rambat.

Di sana terlihat jelas hijau royo pegunungan Sebatung. Kopi dan pisang bakar dipesan ramai-ramai.

Tidak lama Andi datang. Disusul Dandim 1004 Letkol Inf Rony Fitriyanto. Dua petinggi ini punya kesamaan: berwajah rupawan.

"Saya suka tempat ini. Mungkin tiap bulan kita di sini," ujar Andi sembari memandang burung kenari di sudut halte.

Andi Adnan. Begitu ia memanggil dirinya. Kalsel katanya bukan tanah yang asing. Ia pernah tugas di Tanah Bumbu, Tanah Laut dan Banjarmasin. Sebelum ia tugas ke Sulawesi.

"Kalau di Banjarmasin. Dulu kami hampir tiap hari kumpul dengan wartawan. Kalau bukan kami yang undang, mereka yang undang. Ngopi dan diskusi," ujarnya dengan logat Bugis.

Adnan menegaskan, pers adalah kunci penting kehidupan bangsa. "Kekuatan pers luar biasa. Itu kami akui," ujarnya.

Jika kekuatan tersebut sebutnya dimaksimalkan untuk membangun bangsa. Namun sebaliknya, jika diagendakan untuk memecah belah, efeknya pun bisa begitu menakutkan.



"Tulisan wartawan bisa membuat sejuk. Namun bisa juga menimbulkan konflik. Kami pikir, tulisan yang jempolan itu begini. Ketika ada konflik, melalui tulisannya, mampu mendinginkan suasana," bebernya.

Tiba giliran wartawan bertanya. Adnan diberondong beragam hal. Dari teknis peliputan, sampai dugaan kriminalisasi yang dianggap bisa terjadi pada jurnalis saat meliput konflik di lapangan.

Sampai ke soal iklan. "Kalau bisa dalam sebulan, Polres pasang iklan empat kali Ndan. Soalnya di sana nyawa kami," ujar Iwan Hardi.

"Boleh. Eh, tapi itu iklan gratis kan ya?," tanya Adnan disambut tawa.

Adnan kemudian mengatakan, dia mengerti seluk beluk hilir dan hulu bisnis media. Untuk iklan katanya, anggaran mereka terbatas jika sesering itu.

Terkait masalah kriminalisasi, pria bertubuh tinggi besar itu menjamin para polisi, khususnya di Polres Kotabaru tidak akan bertindak gegabah.

"Kriminalisasi itu muncul istilahnya baru-baru saja. Muncul di tahun politik," ungkapnya.

Sejatinya jelas Adnan. Para penyidik dalam menetapkan kasus harus berlandaskan dua alat bukti yang kuat. "Sehingga tidak bisa asal. Bahkan kami pun bisa dituntut jika salah."

Menurut Adnan. Sekarang era digital. Semua terbuka. Tidak ada yang bisa ditutupi. "Gak zaman lagi, wartawan kesulitan mendapatkan informasi di kepolisian," tekannya.

Melalui sinergitas TNI Polri dan wartawan, Adnan berharap Kotabaru khusunya, ke depan akan semakin meningkat kualitas kehidupan bermasyarakatnya.

"Karena begini teman-teman. Jika daerah itu kondusif, maka geliat ekonomi meningkat. Lihat negara maju, misalnya Singapura. Mereka tertib," bebernya.

Tugas dia dan Dandim Rony sebutnya hanya menjaga dan menciptakan kondisi kehidupan bermasyarakat yang sejuk dan harmonis. Namun usaha itu akan sia-sia tanpa dukungan insan pers.

"Kita ini, TNI Polri, pemerintah dan pers adalah satu kesatuan. Bersama-sama membangun nusantara ini," imbaunya.

Sementara itu Dandim yang sudah lebih dahulu bertugas di Kotabaru memberikan banyak kesempatan kepada wartawan untuk berdialog dengan Adnan. "Saya nyimak saja ya. Wartawan juga udah pada bosan mungkin lihat saya (sering bertemu)," ucapnya disambut tawa.

Adnan memang baru bertugas di Kotabaru. Menggantikan Kapolres sebelumnya AKBP Suhasto yang pindah menjabat Wadir Reskrimum Polda Kalsel. (JB)



Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar