![]() |
Rapat Paripurna Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-499. (FOTO:JB) |
JURNALBANUA.COM, BANJARMASIN - Suasana ruang rapat paripurna DPRD Kota Banjarmasin, Rabu (24/9), tampil berbeda dari biasanya. Sejak pagi, panitia menyulap ruangan yang biasanya dipenuhi perdebatan politik itu menjadi penuh dekorasi bernuansa hari jadi. Bendera, hiasan bunga, dan sentuhan warna khas Banjar memperkuat kekhidmatan Rapat Paripurna Istimewa memperingati Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-499.
Para anggota dewan, pejabat, tokoh masyarakat, hingga tamu undangan memenuhi kursi yang tersedia. Di tengah acara, Ketua DPRD Kota Banjarmasin Rikval Fachruri berdiri dan memberikan sambutan dengan suara tegas, sarat pesan kebersamaan.
![]() |
Anggota DPRD Banjarmasin mengikuti rapat paripurna Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-499. (FOTO:JB) |
Rikval tidak hanya menyampaikan formalitas. Ia menegaskan bahwa peringatan hari jadi kota harus menjadi momentum menengok sejarah panjang Banjarmasin sebagai kota seribu sungai sekaligus menatap masa depan dengan langkah lebih terarah.
Rikval Fachruri juga mengajak seluruh pihak menjadikan ulang tahun ke-499 sebagai energi baru untuk membangun kota yang lebih baik.
“Mari kita satukan langkah, saling mendukung, dan bekerja sama demi mewujudkan Banjarmasin yang lebih maju, sejahtera, dan bermartabat,” ujarnya.
Ia menitipkan pesan sederhana kepada masyarakat agar terus menjaga kota tetap aman dan nyaman.
“Terima kasih untuk seluruh warga Banjarmasin. Karena berkat peran kalianlah kota ini bisa damai, bisa tertata. Tinggal bagaimana ke depan kita bisa mengoptimalkan potensi sungai untuk benar-benar mensejahterakan,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin menegaskan bahwa momen bersejarah ini tidak boleh sekadar menjadi rutinitas seremonial. Menurutnya, peringatan hari jadi harus dimaknai sebagai refleksi kolektif agar Banjarmasin tetap tegak dengan identitasnya sebagai Kota Seribu Sungai.
“Modernisasi boleh melaju, pembangunan boleh berlari. Tapi jangan sampai kita kehilangan jati diri. Sungai adalah urat nadi kota ini. Kearifan lokal itu harus tetap kita jaga,” ingat Yamin.
Ia menjelaskan, filosofi sungai bukan hanya soal air yang mengalir, tetapi juga menyatukan semangat warga untuk gawi sabumi, bergotong royong demi tujuan bersama.
“Menuju Banjarmasin maju dan sejahtera bukan hanya slogan. Itu kerja nyata, yang butuh tangan banyak orang, bukan hanya Pemko. Ada DPRD, ada stakeholder, dan tentu saja masyarakat sebagai penentu utamanya,” pesannya.
Dalam rapat paripurna tersebut, Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin Muhammad Isnaini turut membacakan cerita singkat sejarah terbentuknya Kota Banjarmasin sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada 24 September 1526.(LAPSUS/JB)