![]() |
Rikval Fachruri. (Foto: Istimewa) |
JURNALBANUA.COM, BANAJARMASIN – Sejak berdiri sendiri pada akhir 2024, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Baiman menghadapi tuntutan tinggi untuk membuktikan eksistensinya. Namun, kinerja badan usaha milik daerah (BUMD) ini masih menjadi sorotan tajam, terutama dari kalangan legislatif dan eksekutif.
Ketua DPRD Banjarmasin, Rikval Fachruri, menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu hasil evaluasi rapat sebelumnya sebelum bisa memberikan penilaian menyeluruh terhadap performa Perumda Pasar.
“Kita akan melihat dulu hasil evaluasi. Karena sampai saat ini, PAD dari Perumda Pasar masih sangat minim,” ungkap Rikval. Selasa (15/7)
Sorotan bukan hanya pada minimnya kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), tapi juga belum adanya indikator kinerja utama (KPI) yang menjadi standar penilaian.
“Sudah saya sampaikan bahwa Perumda Pasar harus punya KPI. Dari situ kita bisa ukur performanya secara objektif,” tegas politisi muda dari Partai Golkar ini.
Meski mengakui bahwa Perumda masih berusia muda, Rikval menekankan pentingnya pengawasan menyeluruh dari hulu ke hilir mulai dari perencanaan, penganggaran, hingga operasional.
“Kita akan kontrol lebih dalam, baik dari sisi perencanaan, penganggaran, maupun operasionalnya. Semuanya harus dilihat secara utuh,” paparnya.
Ia bahkan sempat membandingkan era pengelolaan pasar di bawah Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin), yang saat itu mampu menghasilkan PAD hingga Rp8 miliar per tahun, meskipun dengan subsidi operasional dari APBD. Kini sebagai entitas mandiri, Perumda dituntut untuk berdiri di atas kaki sendiri.
Di sisi lain, Wali Kota Banjarmasin HM Yamin HR juga tak tinggal diam. Ia menyuarakan harapan besar agar Perumda Pasar tak hanya bertahan, tetapi mampu menciptakan terobosan.
“Kita berharap bisa lebih berinovasi dan semangat lagi dalam mengembangkan bisnis agar bisa menciptakan pendapatan daerah yang lebih maksimal,” tegas Yamin.
Menurutnya, terlalu mengandalkan pendapatan dari sektor retribusi pasar lama bukanlah strategi yang cukup untuk membangun masa depan yang berkelanjutan.
“Akan kita evaluasi jika tidak ada perubahan,” tandasnya.
Salah satu upaya awal adalah mengalihkan pengelolaan retribusi parkir pasar dari Dinas Perhubungan ke Perumda. Namun, langkah ini dinilai belum cukup tanpa disertai diversifikasi usaha dan strategi bisnis jangka panjang.
Kini, baik legislatif maupun eksekutif sepakat bahwa Perumda Pasar Baiman memerlukan arah yang lebih jelas dan inovatif. Harapan dan tuntutan sudah disampaikan. Tinggal bagaimana manajemen menjawabnya dengan kinerja yang nyata.(saa/JB)