Menengok Potensi Bonsai Pulau Laut bersama Ketua Kombat

Yuri Muryanto (kanan) bersama Ketua Kombat Kalsel Yudha Ifanto mengamati perkembangan bonsai hias di Pulau Laut
JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Beberapa tanaman bakal bonsai berjejer di teras. Bermula dari pesan anaknya pada Yuri, yang membuat dia mulai tertarik pada tanaman bonsai. 

Anaknya mewanti padanya, untuk memeliharakan beberapa tanaman bakal bonsainya, selama dia studi di luar daerah.

Dari situlah, Yuri Muryanto yang dulu pernah aktif mendaki gunung dan panjat tebing, serta pernah mengajar pada beberapa perguruan tinggi di Kotabaru dan Banjarmasin, mulai menyenangi dan menggeluti  tanaman bonsai.

Pada saat Jurnal bertandang ke rumahnya, terlihat beberapa bonsai tersusun rapi dan indah, ada juga media pajang dari akar-akar limbah pohon ulin serta limbah kerang.

"Tanaman bonsai ini, masih jauh, Mas. Ini masih bonsai bakalan atau boleh di bilang masih bonsai bahan lah. Dan saya pun baru pemula di per bonsai an ini," katanya.

Dia juga mengatakan masih harus banyak belajar dalam menggeluti tanaman bonsai ini.

Sewaktu piknik ke salah satu tempat wisata  di Kotabaru beberapa saat lalu. Ada ajang menampilkan tanaman bonsai, yang diprakarsai oleh Pengelola Wisata Gua Lowo dan Kombat (Komunitas Bonsai Bumi Antasari).

Beberapa waktu seusai kegiatan pentas bonsai di gua Lowo itulah. Yuri mengundang Ketua Kombat Kalimantan Selatan Yudha Ifanto ke Pulau Laut.

Bersama Ketua Kombat dia juga melakukan pengamatan tanaman yang dapat dijadikan bahan bonsai ke beberapa kecamatan di Pulau Laut. 

Diantaranya Pulau Laut Utara, Pulau Laut Tengah, Pulau Laut Barat, Pulau Laut Timur, Pulau Laut Kepulauan, Pulau Laut Selatan.
Sambil berkunjung ke objek-objek wisata di Pulau Laut.

Dalam pengamatan itu, Ketua Kombat melihat banyak potensi tanaman yang bisa dijadikan bonsai dan di Kotabaru (baik pada wilayah Kotabaru yang berada di daratan Pulau Kalimantan maupun di Pulau Laut serta Pulau Pulau Lainnya).

Untuk aksesori media juga banyak, apakah dari batu atau akar akar bahkan kerang kerang yang sudah limbah.

Penggabungan media dan tanaman bonsai dari bahan bahan limbah tersebut bisa menjadikan seni eksotik tersendiri. Demikian paparnya pada Jurnal Banua.

Sebelum pulang ke Banjarbaru. Yudha Ifanto ketua juga mengajari salah satu desain bonsai casscade style dari tanaman bucidha, black olive. (yur/shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar