Ketika Bupati Tanbu Terpesona Detail Kampung Tangguh Banua di Karang Bintang

Bupati Tanah Bumbu Sudian Noor bersama Kapolres AKBP Sugianto Marweki meninjau Kampung Tangguh Banua di Desa Batulicin Irgasi Kecamatan Karang Bintang | Foto: Jurnal Banua

Masuk disambut jejeran kembang di kanan kiri jalan. Rumah-rumah tertata rapi. Di pekarang ada tempat cuci tangan. Dua anak lelaki berpayung di bawah hujan, memakai masker.

JURNALBANUA.COM, TANAH BUMBU - Jika ingin lihat kedisiplinan warga, tengok anak-anak dan remajanya. Itulah yang terlihat di Desa Batulicin Irigasi Kecamatan Karang Bintang.

Masker sudah jadi kebiasaan bagi warga di desa eks transmigrasi ini. Bahkan anak-anak yang biasa bandel, juga asyik memakai.

Bupati Tanah Bumbu Sudian Noor tidak dapat menyembunyikan perasaan kagumnya. "Semua desa begini, ekonomi kita bisa kembali normal," ujarnya di hadapan Kapolres AKBP Sugianto Marweki dan Dandim 1022 Letkol CZI Bintarto Joko Yulianto.

Tiga unsur pimpinan daerah itu, sengaja melihat dari dekat desa Batulicin Irigasi, Rabu pagi (17/6) tadi.

Berangkat dari Mapolres Tanah Bumbu sekitar pukul 09.00. Hujan lebat mengguyur sepanjang perjalanan.

Berbeda dengan beberapa daerah di Banua, masuk kawasan eks transmigrasi jalannya rusak. Tapi ke Batulicin Irigasi semua mulus.

Warga di Batulicin Irigasi begitu patuh dengan protokol kesehatan | Foto: Jurnal Banua

Di sebuah persimpangan masuk ke desa, mata dimanjakan dengan deretan bunga-bunga di pinggir jalan. Hujan saat itu mulai reda.

Di belakang pintu gerbang desa, rombongan dihentikan relawan Covid-19. Suhu badan tamu-tamu diperiksa. Alamat dan tujuan ditanyakan.

"Mau lihat Kampung Tangguh Banua. Setangguh apa memangnya," kelakar Kapolres.

Usai pemeriksaan itu, rombongan kemudian lanjut menggunakan trail. Kendaraan ini rupanya sudah disiapkan di sana.

Kepala Desa Supriyadi mengarahkan mereka ke lahan desa. Di sana ada hamparan jagung siap panen. Sayur-sayur. Juga kolam ikan.

Bercerita banyak Supriyadi. Singkatnya, untuk kebutuhan karbohidrat dan lauk pauk, mereka bisa bertahan berbulan-bulan. Hanya memanfaatkan lahan-lahan produktif di sana.

Faktanya, bisa dibilang semua warga di sana bercocok tanam. Khas kawasan transmigrasi, sumber bahan dapur mereka ada tersedia di halaman sendiri.

Saking banyaknya tanaman, tiap rumah seolah berpagar daun dan ranting.

"Saya jadi ingat kampung," kata Kapolres.

Warga memamerkan ketahanan pangan desa mereka kepada para pejabat di daerah ini | Foto: Jurnal Banua

"Memang ternyata. Kekuatan kita itu dari desa. Kalau mandiri begini, kuat ketahanan kita," timpal Dandim.

Dari sana, mereka geser ke aula desa. Di beberapa sudut desa terlihat spanduk-spanduk. Berisi jadwal penjual ikan keliling.

Di spanduk itu, ada nama-nama penjual ikan berikut nomor hapenya. Para penjual itu punya giliran jam masuk desa.

"Supaya warga gak usah kerumun ke pasar. Tinggal pesan mau ikan apa. Telepon, nanti penjualnya datang sesuai giliran jamnya," beber Kades.

Dalam perjalanan itu, wartawan diam-diam banyak menanya warga. Benarkah masker jadi kebiasaan mereka?

"Dalam rumah saja kami gak pakai. Di sini warganya saling menjaga Mas," kata Kurniati.

Tiba di aula desa, rombongan disuguhkan pemandangan yang memanjakan mata dan lidah. Buah-buahan segar. Sayur mayur. Kue-kue. Ada juga jamu anti corona.

"Ini semua hasil olahan warga. Tahu tempe itu juga. Kami sudah lama punya pabrik tahu tempe sendiri," jelas Kades.

Memberikan sambutan di hadapan warga. Bupati Sudian Noor meminta tiap desa nanti berkoordinasi.

"Di sini kan penghasil sayur. Nanti desa lain yang perlu silakan kontak. Desa ini perlu ikan, kontak desa yang penghasil ikan. Ekonomi kita jalan," katanya.

Ia pun memuji konsep Kampung Tangguh Banua yang awalnya dicetuskan Kapolda Kalsel Irjen Pol Dr Nico Afinta.

"Tidak salah hari ini kita resmikan desa ini jadi Kampung Tangguh Banua," ujarnya.

Menurut Bupati, konsep yang digagas di Batulicin Irigasi menjadi solusi mandeknya ekonomi warga selama ini karena pandemi.

"Poin pentingnya saya lihat kesadaran masyarakat. Ini yang dijadikan nafas di konsep Kampung Tangguh Banua di desa ini saya lihat," tambah Bupati.

Usai kegiatan, Kapolres lebih jauh menjelaskan. Kampung tangguh itu, digagas untuk menjadi pusat percontohan penerapan new normal.

Tidak ada pekarangan warga yang nganggur dari tanaman | Foto: Jurnal Banua

"Banyak salah paham masih. New normal dikira normal seperti dulu. Padahal maksudnya, kita normal kembali beraktivitas. Tapi pakai protokol kesehatan. Jaga jarak, pakai masker dan jaga kebersihan," tekannya.

Saat ini di Desa Batulicin Irigasi sudah terbentuk relawan. Mereka bertugas jaga pos. Pendatang masuk harus ada izin kepala desa.

Rumah-rumah karantina disiapkan. Relawan dilatih cara menangani pasien. Sampai cara menangani jenazah. Makam untuk kasus yang mereka doakan tidak terjadi ini pun sudah disiapkan. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar