Cadas, Jalan Ninja-ku Berhenti Merokok: Artikel Untuk di Atas 18 Tahun

Pod Uwell Caliburn dengan case handmade, terlihat keren bagi para perokok elektrik | Foto: Jurnal Banua

Apa yang berat bagi perokok untuk berhenti? Dua di antaranya: habis makan dan ketika boker. Dua momen itu sering sekali menggagalkan usaha cadas para smokers untuk berhenti.

JURNALBANUA.COM, BANJARMASIN - Penerimaan negara dari cukai tembakau pada 2019 sebesar Rp164,8 Triliun. Di tahun 2020, melalui kenaikan pajak rokok, pemerintah menargetkan pemasukan sebesar Rp180,5 Triliun.



Itu dia masalahnya. Kenaikan pajak rokok membuat banyak orang coba berhenti. Beberapa di antaranya adalah jurnalis Jurnal Banua.

Namun berhenti merokok itu seperti Romeo tak jumpa Juliet. Rindu itu berat. Berhenti merokok lebih berat.

Apalagi habis makan. Atau mau ke kamar kecil.

Rokok elektrik semakin banyak penggunanya | Foto: Jurnal Banua
Hanya, bagi para pejuang cadas, banyak jalan menuju Roma. Terjal sekali pun dihantam. Salah satu jalannya adalah hijrah (kalau boleh pinjam istilahnya), ke rokok elektrik.

Vapers istilah pengguna rokok elektrik. Penggunanya terus meningkat.



Dari informasi yang dihimpun Jurnal Banua. Di Indonesia, pengguna elektrik meningkat 375 persen. Sekarang, sedikitnya ada 1,5 juta pengguna di nusantara.

Fantastis.

Sayangnya, bagi para perokok banyak yang terjebak. Niat hati mau berhenti, malah menggunakan dua-duanya. Tembakau jalan terus, likuid (cairan rokok elektrik) ngebul terus.

Beberapa jurnalis Jurnal Banua pun mencoba menjajal elektrik. Dengan niat cadas mau hijrah. Beberapa orang gagal.



Penelitian pun dilakukan. Ternyata, yang membuat gagal adalah: ketergantungan nikotin yang tidak terpenuhi di elektrik. Terjebak dengan sensasi uap tebal semata.

Lantas bagaimana?

Logikanya, tubuh mesti dapat asupan nikotin yang cukup. Maka dipilihlah likuid kategori Salt Nic. Nikotinnya cukup tinggi.

Berbagai eksperimen dilakukan. Hingga sampai keracunan nikotin.



Gagal. Balik lagi ke konvensional. Tapi penelitian tidak berhenti dilakukan, sampai melihat kesaksian para vapers dari luar negeri.

Ternyata, peralatan rokok elektrik punya pengaruh besar. Banyak ahli vapers menyarankan memakai Pod merek Uwell Caliburn.

Pod Uwell Caliburn terlihat cantik dengan case handmade | Foto: Jurnal Banua
Harganya cukup terjangkau. Dapat catridge dua buah. Konon catridge-nya awet. Jadi jauh lebih hemat di kantong.

Eksperimen pun dilakukan sekitar sebulan lalu. Dan, baru dua hari memakai, jurnalis Jurnal Banua berhasil signifikan mengurangi rokok.



Dan sekarang, sudah bisa berhenti. Perokok belasan tahun tumbang dengan dua hari nge-vape. Cadas..! Pakai Caliburn.

Keberhasilan itu ditunjang dengan pemilihan tepat. Memakai likuid Salt Nic merek Eco Salt rasa melon. Dinginnya mampu mengalihkan keinginan merokok tembakau. Kebutuhan nikotin tubuh juga tercukupi.

Apakah jauh lebih hemat?

Begini hitungannya. Caliburn harganya Rp300 ribuan. Tambah harga likuid Rp75 ribu. Dalam sebulan perkiraan habiskan likuid tiga botol. Total Rp300 tambah Rp225 ribu, sama dengan Rp525 ribu sebulan.

Kalau dua catridge sudah rusak, beli baru harganya satu Rp50 ribu, biasa bertahan hingga dua minggu.



Rokok sebungkus Rp25 ribu. Satu hari dua bungkus misalnya. Jadi Rp50 ribu kali 30 hari, sama dengan Rp1,5 juta sebulan.

Jauh kan bedanya. Alat rokok elektrik jika pandai merawat bisa bertahan berbulan-bulan.

Bagaimana dengan keamanan? Caliburn memakai sistem pod, yang disebut-sebut jauh lebih aman dari pada mod. Mod itu yang besar-besar, baterainya terpisah, uapnya tebal. Saking tebalnya uapnya, jika kita menghembuskan, ada orang nonjok wajah kita dari depan, si penjotos tidak akan kelihatan.

Jadi kesimpulannya, ingin berhenti merokok melalui jalan "ninja" ke elektrik, pakailah sistem pod. Gunakan likuid nikotin tinggi.

Dan jangan lupa. Rokok selain nikotinnya juga karena gaya hidup. Maka buatlah perangkat elektronik kalian juga keren.



Seperti yang dipakai salah satu jurnalis Jurnal Banua. Pod Caliburn-nya dipadukan dengan case berbahan kulit yang cantik. Murah tapi bikin keren.

Keren tampilannya, uap tidak ngebul banyak. Seperti rokok beneran. Kalau sudah begini masih merokok tembakau, alamat niat hijrah kalian kurang cadas.

Ketika pod jadi gaya hidup | Foto: Jurnal Banua
Nah, tinggal satu. Ketika berhasil beralih, maka tugas selanjutnya adalah berhenti vape. Dari analisis Jurnal Banua sementara, ini mudah dilakukan.

Koentji-nya: niat harus cadas..!

Pertanyaan selanjutnya, apakah vape lebih aman dari keretek? Banyak perdebatan. Tapi penelitian pun sudah banyak pula dilakukan. Silakan riset.

Kalau dari hasil riset dan pengalaman Jurnal Banua, vape tentu tidak aman buat kesehatan. Namun lebih aman daripada keretek. Seperti: dada kurang sesaknya, mulut kurang bau. Rasa lapar jadi normal (perokok biasanya kuat nahan lapar).



Jika niat pakai Caliburn, catat ini. Menghisap uapnya pelan-pelan. Dua sampai lima kali, berhentilah sekian lama. Menghindari keracunan nikotin untuk pemula. Pelan-pelan, jangan seperti rokok.

Mengisi likuid jangan lebih batas atas. Sesekali periksa, apakah terjadi rembesan uap di bawah catridge. Jika terjadi lap dengan tisu, termasuk di konektor pod-nya. Jika tumpah ke konektor, matikan alat. Bersihkan.

Catridge sebelah atas, konektor seperti tonjolan besi dua buah. Terlihat uap pembakaran likuid di sekitar konektor, itu harus dibersihkan | Foto: Jurnal Banua
Sering-sering baca artikel cara vaping yang aman. Perbanyak dahulu pengetahuan Anda jika ingin ke vape. Itu koentji-nya.

Perlu ditegaskan. Artikel ini tidak bertanggungjawab dengan semua keputusan Anda terkait vaping. Hanya berbagi informasi dan pengalaman.

Ingat. Vape harus digunakan sebagai alternatif berhenti keretek. Setelah berhenti keretek, berhentilah dua-duanya. Jika tidak, maka: nothing.

Koentji-nya: niat harus cadas..! Jika niat super cadas, berhenti merokok tidak perlu bantuan apa pun. Inilah jalan ninja sebenarnya. (shd/jb)

IKLAN: Oh iya , bagi yang suka dengan case seperti milik Jurnal Banua, silakan pesan dengan cara komen di bawah. Selamat berbelanja.



Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar