Natural Resources of Sebatung, Catatan Anak Mapala Fisipioneer

Khairina Atha bersama rekannya di Mapala Fisipioneer ULM saat mendaki Sebatung 2013 silam

(Catatan Kecil 2013 Mapala Fisipioneer di Pulau Laut)

Khairina Atha *)

Sekilas mungkin masih asing mendengar nama Sebatung. Awalnya pun saya juga tidak tahu kalau Sebatung itu ternyata nama sebuah kawasan tropis dunia yang ada di Kalimantan Selatan.

Tepatnya di Kabupaten Kotabaru.

Kami menyebutnya Pulau Kotabaru. Karena memiliki wilayah atau pulau sendiri di garda depan Pulau Kalimantan Selatan.

Waktu itu 2013. Saya bersama rekan di Mapala Fisipioneer Fisip Unlam (sekarang ULM) Banjarmasin berkesempatan bergabung dengan saudara-saudara yang lain untuk ikut menilik potensi yang ada di Gunung Sebatung ini.

Gunung Sebatung dekat dari pusat kota Kabupaten Kotabaru | Foto: Jurnal Banua


Kawasan Hutan Lindung Gunung Sebatung ini secara administratif berada pada tiga wilayah kecamatan. Kecamatan Pulau Laut Utara, Pulau Laut Tengah dan Pulau Laut Timur.

Berbatasan dengan Desa Gunung Sari, Megasari, Sebelimbingan, Gunung Ulin, Stagen (yang mempunyai bandara dan pelabuhan).

Semayap, Baharu Utara, Gedambaan, Teluk Gosong, Seratak. Berangas dan Teluk Mesjid.

Pada Tahun 2010 Kawasan Hutan Lindung Gunung Sebatung ditata batas definitifnya 7.561,95 Ha. Dengan batas sepanjang 57.060,67 meter (± 57 Km).

Adapun secara geografis Gunung Sebatung terletak antara 116 º 10' 42,0'' sampai dengan 116º 15' 50,5'' Lintang Selatan. Dan 03º 19' 30,5'' sampai dengan 03º 20' 38,3'' Bujur Timur.

Berbicara tentang flora dan fauna yang ada di kawasan Gunung Sebatung ini. Ada banyak jenis flora yang memiliki potensi untuk di kembangkan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.

Pada kaki gunung, kita akan menemui beragam jenis pohon buah-buahan. Seperti durian, langsat, kakao, pisang, enau dan berbagai buah-buahan yang tiap bulan berganti musim. Jadi, kita tidak akan merasa kelaparan kalau ingin mengitari wilayah gunung Sebatung (asal musim buah, tentu saja).

Ada banyak sekali potensi yang dimiliki Gunung Sebatung. Walaupun dalam perjalanan itu, kami tidak sampai puncak.

Khairina Atha
Tetapi, saya yakin jauh menuju puncak di sana Sebatung masih menyimpan harta berlimpahnya. Hal ini, terbukti dengan perbincangan kami dengan warga sekitar bahwa potensi hutan kayu meranti, keruing, ulin, lanan, cemara hatu serta rotan berada di sekitaran Sebatung. Tak heran jika Kawasan Hutan Lindung Gunung Sebatung berjuluk sebagai "Miniatur Hutan Tropis Dunia".

Segala kebutuhan untuk memenuhi hajat hidup tersedia dengan alami. Sayang jika kita harus mencemarinya barang setitik, seperti membuang sampah, serta sikap vandalisme terhadap alam.

Rute perjalanan yang seharusnya memang bisa dicapai 1 atau 2 jam trekking. Tetapi, diperlukan waktu lebih untuk benar-benar mengamati segala potensi yang disimpan Gunung Sebatung.

Alhasil, perjalanan yang dimulai pukul 10.00 pagi berakhir pada pukul 03.00 siang.

Saya rasa hiking waltu itu begitu terasa karena tidak hanya sekadar berjalan melintas alam tetapi juga mengamati serta mengenal lebih jauh keanekaragaman hayatinya.

Dari 17 tim yang ikut serta dalam kompetisi ini, Mapala Fisipioneer menurunkan 2 tim langsung untuk ikut andil dalam pelestarian potensi Gunung Sebatung.

Keberuntungan berada di pihak kami. Mapala Fisipioneer berhasil menjadi Terbaik 1 dalam kompetisi. Serta menjadi tim dengan tulisan riset terbaik.

Walaupun sebenarnya sempat terbesit rasa pesimis dalam kompetisi itu. Karena melihat peserta lain yang juga memiliki potensi lebih kuat. Dasar pendidikan mereka lebih khusus pada ilmu-ilmu kehutanan.

Tetapi, tentu saja tidak menurunkan semangat kami untuk tetap maju bahkan kami tekadkan bahwa kegiatan itu tidak hanya sekadar partisipasi kegiatan tetapi liburan. Jadilah kami bertanding dengan hati lapang dan penuh kesenangan dengan menikmati alam sebelum nantinya kembali ke rutinitas.

Research Exploring Natural Resourches Of Sebatung 2013

"Hutan dan segala isinya bukan warisan untuk kita tapi titipan anak cucu kita. Mari kita kembalikan dalam keadaan lebih baik"



*) Khairina Atha, akrab dipanggil Nana pernah aktif di Mapala Fisipioneer FISIP ULM Banjarmasin, kadang menulis tentang lingkungan dan travelling.


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar