TNI AL Turunkan Dewa Kembar di Pulau Laut

KRI Dewa Kembar sandar di Pelabuhan Pelindo III Kotabaru

JURNALBANUA, KOTABARU - Mengejutkan, ternyata sudah sebulan lebih kekuatan TNI AL dengan KRI Dewa Kembar 932 wara-wiri di selatan Pulau Laut. Perairan di kawasan ini adalah alur lintas Laut Jawa dan Selat Makasar.

Warga di Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar mengaku sering melihat kapal besar TNI itu di laut lepas. Para nelayan banyak mengatakan, di laut lepas itu sering ke luar masuk kapal penangkap ikan dari Pulau Jawa.

Misteri kehadiran KRI Dewa Kembar akhirnya terkuak. Dewa Kembar ternyata sedang melakukan penelitian. "Sedang survei dan penelitian hidro oseanografi untuk kepentingan umum dan militer. Dengan tingkat ketelitian sesuai standar internasional SP 44 IHO," ujar Danlanal Kotabaru Letkol Laut Joko Andriyanto baru-baru tadi.

Menuntaskan rasa penasaran warga, tanggal 5 Desember nanti Dewa Kembar akan membuka pintu kapal mereka. Warga dipersilakan masuk, melihat kecanggihan peralatannya dan menanyakan hasil-hasil penelitian yang sudah dipublikasi.

5 Desember Warga Boleh Masuk

"Supaya gak penasaran, datang lah nanti 5 Desember. Akan diadakan open ship di Stagen," ujar Joko. Agenda itu sebutnya bertepatan dengan Hari Armada RI.

Dalam keterangan resminya yang diterima Jurnal Banua, Komandan KRI Dewa Kembar-932 Letkol Laut (P) Guruh Dwi Yudhanto mengatakan, mereka turun ditugaskan Badan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal).

KRI Dewa Kembar merupakan salah satu unsur dari Pushidrosal yang melaksanakan operasi survei. Dengan kegiatan meliputi pengukuran kedalaman laut, investigasi bahaya pelayaran, dan pencitraan dasar laut dengan menggunakan alat side scan sonar.

Kapal ini mulai aktif meneliti perairan selatan Pulau Laut sejak 27 Oktober tadi. Rencananya, penelitian akan berlangsung selama 60 hari.

Mereka juga melakukan pengukuran pasang surut air laut, pengukuran arus dan gelombang laut, pengukuran sedimentasi, pengambilan contoh dasar laut dan air laut. Sampai kepada pengamatan unsur-unsur meteorologi, pengumpulan data geografi maritim serta melaksanakan verifikasi nama-nama geografi.

Nantinya data yang di dapatkan segera diolah  di Pushidrosal. Untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk peta kertas, peta elektronik, dan publikasi nautika. Sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengguna laut yang melaksanakan pelayaran dari Laut Jawa menuju Selat Makasar maupun sebaliknya.

Menariknya, perairan selatan Pulau Laut adalah kawasan penuh potensi ekonomi. Di daerah sana sedang dikembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tepatnya di Mekar Putih Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar.

Sehingga sebagian warga pun menduga, hasil penelitian Dewa Kembar nanti dapat dimanfaatkan pemerintah atau swasta yang sedang mengembangkan KEK. "Di sini nanti banyak masuk industri nasional kan ya? Juga mau dibikin katanya pelabuhan internasional," ujar Syaripuddin tokoh masyarakat di sana, akrab disapa Pudding.

Belum lama tadi, Wabup Kotabaru Burhanudin mengatakan, pemerintah daerah memang terus fokus percepatan realisasi KEK. Proses administrasi dan data penunjang terus dilakukan dari daerah ke pemerintah pusat.

Baik pemerintah daerah atau Pemprov, sama menginginkan KEK nanti mengembangkan potensi wisata di sana. Seperti KEK Mandalika di Nusa Tenggara Barat. Keindahan alam pesisir selatan Pulau Laut disebut-sebut tidak kalah bahkan dengan Bali sekali pun. (JurnalBanua)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar