Haji Sam: Kisah Pemuda yang Teguh Memegang Cita-Citanya

Haji Sam | Foto: Jurnal Banua
Berulang tahun ke 46, tepat dentang pergantian tahun. Dulu dia hanyalah buruh serabutan. Tapi dia tetap setia mengejar mimpinya. Kini namanya berada di jajaran elit pengusaha nasional. Apa yang membuatnya bisa sesukses sekarang? Berikut kisah Haji Sam.

JURNALBANUA.COM, BATULICIN - Jauh sebelum publik mengenal dirinya yang sekarang, Haji Sam sama seperti pemuda di pelosok desa kebanyakan di zaman itu. Bekerja serabutan.

Sam muda yang tidak memiliki ijazah sekolah tinggi itu membanting tulang untuk menyambung hidup. Di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Mulai dari buruh bongkar muat, sampai tukang ojek pernah dia lakoni.

Sama dengan buruh bongkar di mana-mana. Kerja pagi sampai sore.

Sebagai gambaran: jika Anda pertama kerja jadi buruh bongkar muat, besok bangun pagi badan sakit semua, dari ujung kaki sampai kepala.

Belum lagi gaji hariannya, hanya cukup buat makan sehari dan rokok murah.

Masa muda Sam habis untuk bekerja. Tidak ada waktu untuk nongkrong seperti kebanyakan anak muda sekarang.

Gonta-ganti pekerjaan itu ternyata membentuk padangan hidup Sam muda akan rahasia rezeki. Dan, jangan sepelekan pengalaman beberapa pekerjaan. Salah satunya adalah ojek.

Ya, tukang ojek dan pekerjaan sejenisnya paham benar. Betapa rezeki itu unik.

Terkadang, ketika sudah putus harapan, balik gontai ke rumah, tiba-tiba dari dalam gang ada berteriak: "ojek..!".

Bisa Anda bayangkan? Raga sudah lemah, harapan hampir putus, namun entah dari mana begitu saja rezeki datang. Itu rahasia mengapa tukang ojek dan sejenisnya adalah salah satu kaum yang paling percaya kebaikan Tangan Tuhan.

Sam muda pun ditempa dengan pengalaman-pengalaman menggairahkan itu. Membuatnya berani menggantungkan cita-citanya di atas langit. Bahwa tiada yang mustahil di dunia ini.

Di sisi lain, orang Bugis juga dikenal punya etos kerja yang tinggi. Tidak mudah puas dengan apa yang sudah dicapai. Berani bermimpi walau dianggap muskil. Karakter tersebut rupanya mengalir deras dalam nadi putra almarhum Andi Arsyad itu.

Singkat cerita, tahun 2001 dia bertemu dengan pengusaha Tionghoa, Johan Maulana. Sam bekerja di perusahaan tambang Johan selama dua tahun.

Sikap dan karakter Sam rupanya memantik rasa kagum Johan. Pengusaha itu lantas memberinya modal. Supaya Sam muda bisa bikin usaha sendiri. Nampaknya, Johan saat itu sudah bisa melihat bakat bisnis Sam.

"Tahun 2003 Pak Johan meminjami saya modal untuk menyewa alat berat tambang," cerita Sam.

Begitulah. Hanya dua tahun bekerja di perusahaan tambang, Sam muda sudah berani berdiri di atas kakinya sendiri.

Menjalankan usaha yang sebenarnya jauh dari mudah: modal besar kalau rugi juga besar. Jika mungkin kebanyakan kita takut dengan risiko tinggi, bagi Sam itu justru memecut semangatnya.

Mulailah dia kemudian bekerja sebagai kontraktor di PT Arutmin Indonesia, bagian dari PT Bumi Resources Tbk milik keluarga Bakrie. Memakai perusahaan kecil bernama CV Jhonlin Baratama.

Itulah titik balik pria bernama lengkap H Samsudin Andi Arsyad ini.

Dia terus mengembangkan usaha. Tapi tentu saja tidak mudah. Banyak rintangan, bahkan tidak sedikit lawan yang coba mencegah benderanya berkibar. Hal lumrah dalam bisnis.

Mundurkah Sam? Tentu saja tidak.

Semakin tinggi tantangannya, semakin membara semangat di dadanya. Karakter darah bangsawan Bugis Bone rupanya benar-benar dia miliki.

Dalam perjalanan usahanya kemudian, membuat dia harus bersinggungan dengan beberapa pengusaha taipan besar. Dari namanya saja, sudah membuat keder kebanyakan pengusaha kecil. Sebut saja Tommy Winata, Aguan, Franky Wijaya, hingga Anthony Salim pernah ia lawan.

Sam muda paling tidak suka melihat ketidakadilan dalam persaingan bisnis. Juga anti dengan pengkhianatan. Tidak ada dalam kamus Haji Sam. Dia bahkan lebih banyak mengalah. Tapi jika diusik berulang, dia pun siap melawan.

Begitulah. Namun akhirnya perseteruannya dengan para taipan raksasa itu berakhir damai. Kini pengusaha muslim pribumi Indonesia itu berhasil mensejajarkan namanya di kancah pengusaha nasional.

Kerja kerasnya itu akhirnya berbuah manis. Perusahaan kecilnya dahulu menjelma menjadi gurita kerajaan bisnis di bawah naungan PT Jhonlin Group.

Kuncinya: Fokus dan Action..!


Haji Sam menjejakkan kakinya di Jerman. Hamparan kuning bunga raps menyemangatinya. Persis warna mobil offroad-nya di lintasan. Ketika mengalahkan pebalap Rifat Sungkar.

Haji Sam memiliki hobi balap, terlihat dirinya dalam mobil balap offroad berwarna kuning | Foto: IST
Itu tahun 2018. Sam belajar bisnis biodiesel ke Jerman. Dia berpose dengan seorang Jerman, tinggi berambut putih.

Setahun kemudian, di Desa Sungai Dua, Tanah Bumbu, para pekerja membangun pabrik biodiesel. Haji Sam tidak banyak pikir. Habis berguru langsung praktik. Dua triliun dia habiskan, pabrik selesai 2021.

Bedanya hanya: biodiesel Jerman dari perasan biji bunga raps, punya Sam dari kelapa sawit. 

Kamis 21 Oktober 2021, diawali gerimis, sebuah helikopter berkelir merah putih mendarat di bandara Tanah Bumbu. Jokowi datang meresmikan pabrik berkapasitas 1.500 ton B30 per hari.

Kuantitas raksasa. Untuk menghasilkan angka itu, pabrik memerlukan paling sedikit 6800 ton buah sawit.

Tepat tiga tahun usai lawatannya ke Jerman, Sam menggapai lagi satu cita-citanya. Momentumnya pas. Di saat Indonesia mulai menduduki peringkat pertama penghasil biodiesel dunia. Mengalahkan Amerika dan Jerman.

"Alhamdulillah 3 tahun mimpi Abah terwujud. Bangga dengan kegigihan beliau yang selalu bekerja keras untuk mewujudkan mimpi-mimpinya," tulis Liana -anaknya- di status sosmed.

Sam sejatinya bukti nyata. Bagaimana kesuksesan itu bisa diraih: fokus.

Bandingkan dengan kunjungan pejabat ke luar kota, belajar ini dan itu. Balik dari kunjungan lupa semua. Ganti lagi kunjungan ke kota lain. Pulang-pulang lupa lagi.

Terlepas dari banyak kontroversi di hidupnya, kegigihannya menjadi pembeda. Dulu dia hanya pekerja lapangan, dari tukang ojek sampai karyawan tambang.

Berangkat dari nol.

Sam muda kala itu bukan pejabat. Yang bisa memakai kebijakan peraturan daerah untuk memperkaya diri. Dia bermodal sepuluh jari dan semangat ninja

Kesuksesannya kini acap membuatnya dikelilingi tamu berdasi. Yang terlihat berupaya keras membuatnya gembira. Itu lumrah, sudah hukum dunia. Di mana ada gula, di sana ada semut.

Tapi, Sang Haji rupanya meletakkan begitu banyak kepercayaan pada seorang sahabatnya. Lelaki paruh baya, berasal dari desa. Seorang yang jujur, berbicara apa adanya.

Lelaki itu bahkan menolak gaji besar yang diberikan. "Ini kebanyakan. Saya ambil secukupnya saja," ujarnya bercerita kepada Jurnal Banua suatu waktu.

Ia memiliki karakter yang kuat. Idealis. Hitam ya hitam. Putih ya putih. Anti dengan laporan asal bapak senang. Dia yang enggan namanya dipublikasikan.

Terakhir tidur, tapi yang pertama bangun. Bekerja menjadi kecintaannya.

Sam dan lelaki kepercayaannya menjadi gambaran. Bagaimana kuas dilukiskan di atas kanvas kerajaan bisnis.

Dua pria ulet yang sama-sama tidak mengenyam pendidikan formal tinggi. Tapi menerapkan semua pelajaran dasar bisnis yang diajarkan bangku kuliah.

Selamat ulang tahun Haji Sam. Kami berharap Anda bisa lebih aktif bertemu para pemuda di Banua. Memberikan pendidikan bisnis. Menularkan semangat dan energi yang Anda miliki.

Walau kekayaan Sang Haji terkadang menerbitkan bikin iri. Tapi perjuangannya haruslah jadi motivasi.

Hanya perlu digarisbawahi, Tuhan ternyata adil. Bahagia tidak Ia letakkan di tangan, melainkan di hati. Tawa terbahak Haji justru terlihat ketika berkubang lumpur bersama sahabatnya di lintasan offroad.

Seorang Ayah yang Dermawan


Jika Anda ke Tanah Bumbu sekarang, jelas terlihat bagaimana efek domino perputaran ekonomi akibat kerajaan bisnisnya.

Pada acara festival akhir tahun yang dimotori Jhonlin Group, tergambar betapa besar pengaruh Sam terhadap ekonomi di Banua. Batulicin Festival (Batfest) 2022, menjadi magnet ekonomi di tenggara Kalsel.

Sudah begitu banyak yang merasakan kedermawanan pengusaha ini. Bahkan tahun lalu, zakatnya -di luar infaq dan sedekah- disebut mencapai Rp250 miliar.

Karyawannya yang berjumlah puluhan ribu menjadi fakta tak terbantahkan, betapa banyak keluarga terbantu karena usahanya. Benarlah ujar-ujar itu, mereka yang suka berderma atau menjadi tempat makan orang banyak, biasanya akan terus bertambah rezekinya.

Di mata para sahabatnya, Sam adalah sosok pria dermawan yang sayang keluarga.

Dia adalah sosok suami dan ayah yang ideal. Sesibuk apapun dirinya, terlihat selalu menyempatkan waktu menemani keluarga besarnya. Karakter ini mahfum kita jumpai di kisah-kisah pengusaha sukses lainnya. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar