Duka di Langit Lontar: Aulia yang Lindungi Ibunya dari Bacokan Dimakamkan

Kapolsek Pulau Laut Barat Ipda Ramli Aziz (kiri) dan Kapolsek Pulau Laut Selatan Iptu Amir Hasan (kanan) ikut mengantar jenazah Aulia Sari ke pemakaman di Desa Lontar Utara
Air mata duka di bawah langit Desa Lontar Utara Kecamatan Pulau Laut Barat, mengiringi pemakaman Aulia Sari, Jumat (8/10) lepas Asar. Gadis kelas 3 SMP itu meninggal akibat melindungi ibunya dari bacokan sajam brutal seorang pria berangasan.

JURNALBANUA.COM, KOTABARU

Seolah nyawa tidak ada harganya. Soalan sepele berbuntut sabetan parang. Mengentak nurani publik. Pelaku beralasan marah sebab dituduh: mencuri nangka.

Jumat lepas Asar, jenazah Aulia Sari dimakamkan di TPU. Tidak jauh dari rumahnya.

Puluhan orang melantunkan ayat-ayat Suci. Teman sekolahnya menangis. Ibu-ibu bengkak matanya. Mereka tidak menyangka, gadis yang rajin dan pandai itu berpulang dengan cara demikian.

"Rajin sekali. Pintar juga," kata Putri rekannya di SMPN 1 Pulau Laut Barat.

Aulia Sari (kiri berdiri) semasa hidup. Dikenal pandai dan rajin
Peristiwa naas itu terjadi petang Selasa (5/10). Banyak versi beredar. Dari mulut ke mulut: pelaku adalah warga Desa Gemuruh berinsial AS membegal korban dan ibunya di kebun karet.

Usai merampas uang dan barang berharga, pelaku katanya, juga ingin merampas motor korban. Tapi korban dan ibunya, Mahriani (53), berhasil kabur dan mengancam akan melapor ke polisi.

Pelaku mengejar. Mungkin gugup, Mahriani dan Aulia jatuh di pinggir jalan, terguling ke dalam semak.

Pelaku berhenti. Turun dari motor. Memburu dengan parang terhunus. Lantas membabi-buta menyabetkan parang.

Si kecil Aulia sigap melindungi tubuh ibunya. Sekujur badannya terkena bacokan.

Tapi pelaku begitu kalap. Seolah ingin menghilangkan saksi mata: membunuh habis. Itu bisa dilihat dari sadisnya bekas luka-luka di badan Aulia dan Mahriani.

Mungkin yakin korban sudah tidak akan selamat -atau takut kepergok- usai bacok menggila, pelaku kabur dan menghilang. Hilang dalam kegelapan.

Mahriani lalu berteriak minta tolong. Tidak lama warga yang kebetulan lewat mendengar.

Gegerlah Pulau Laut Barat. Polisi langsung menyebar di lapangan. Olah TKP. Memburu si buron sadis.

Kapolsek Pulau Laut Barat Ipda Ramli Aziz sibuk mengurus korban di rumah sakit. Dia membantu proses rujuk ke rumah sakit kota.

"Ada solarkah? Tolong bantu dulu (untuk BBM ambulance)," ujarnya Aziz via telepon.

Suasana saat itu begitu mencekam. Ungkapan bernada kengerian terus terdengar di mulut warga yang berkerumun di Puskesmas.

Sementara itu dari dalam Puskesmas terlihat lelaki berbaju bedah memberi secarik kertas ke keluarga korban. "Tolong kasih keluarganya, itu tebus di apotek," serunya.

Di lapangan, unit Reskrim melakukan  perburuan. Nama pelaku sudah dikantongi.

Beberapa warga mengatakan, pelaku suka berbuat onar. Seperti mencuri, dan mabuk-mabuk. "Kata siapa gak waras. Waras aja dia. Malah sudah ada istri dan anak," sungut warga.

Di pusat kota. Kapolres Kotabaru AKBP M Gafur Aditya Harisada Siregar menerima laporan. Tidak tunggu waktu, dia langsung menurunkan Tim Macan Bamega. Sebutan untuk tim buru sergap.

Macan Bamega saat itu dikomandoi Kasat Reskrim AKP Abdul Jalil. Didampingi Ramli Aziz.

Pencarian berbuah hasil. Esok harinya, Rabu (6/10) malam, pelaku dibekuk di Desa Gemuruh. Di dalam rumahnya. Tanpa perlawanan. Benar ternyata, dia masih muda dan terlihat waras.

Kamis (7/10), usai polisi jumpa pers kasus itu, kepada wartawan pelaku membeber alasannya. Dia mengaku: dongkol. Dituduh korban mencuri nangka.

Pengakuannya itu mendapat banyak cibiran warganet. "Masa cuma dituduh curi nangka. Kalau benar, ada kelainan orang itu. Psikopat..!" kata warga.

Ketika pelaku dengan entengnya beralasan dongkol, nasib malang menimpa korban. Setelah berjibaku dua hari di ruang operasi, Aulia menghembuskan nafas terakhirnya. Jumat sekitar pukul delapan.

Semua berduka. Doa-doa dipanjatkan.

"Insya Allah almarhum akan husnul khatimah. Ia terkena bacokan karena melindungi Ibunya, jadi mudahan keluarga ikhlas menerima kepergian Aulia Sari," doa Kapolres yang sehari sebelumnya sempat menjenguk ibu korban.

Kapolres Kotabaru AKBP M Gafur Aditya Harisada Siregar jenguk korban di RSUD Kotabaru, Kamis (7/10)
Kepergian Aulia telah mengantar duka mendalam di pesisir indah Pulau Laut. Ketenangan warga terusik. Jika benar pelaku memang bandel dan suka mabuk, maka satu lagi bukti bahwa barang-barang haram adalah satu dari sekian biang kerok masalah-masalah kemanusiaan yang kita hadapi. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar