Pengangguran di Tanbu terus meningkat | Foto: ilustrasi |
Dari data BPS Kalsel, di 2018 angka pengangguran Tanah Bumbu menyentuh angka 6,34 persen. Posisi pertama ada di Banjarmasin: 8,25 persen.
Di Agustus 2020, Tanah Bumbu naik jadi 6,95 persen. Hampir 7 persen. Sedangkan Banjarmasin bertambah menjadi 8,32 persen.
Dari angka di atas bisa kita simpulkan, kenaikan pengangguran di Tanah Bumbu jauh lebih tinggi dari Banjarmasin. Walau jumlah pengangguran masih besar di ibukota provinsi.
"Mengapa ini bisa terjadi? Padahal dahulu, lapangan pekerjaan di Tanah Bumbu mudah," kata Zairullah.
Ia pun mempelajari akar masalahnya. Ternyata, kurangnya perhatian pemerintah Tanah Bumbu dalam dua periode terakhir terhadap pengembangan kualitas manusia.
Terbukti dari minat warga terhadap pendidikan formal masih minim. Faktanya, di Tanah Bumbu rata-rata pendidikan warga hanya sampai kelas 1 dan 2 SMP.
"Mengapa? Padahal sudah gratis. Ada dua, pemerintah daerah gagal memberikan pehamaman pentingnya pendidikan. Oknum pejabat yang seharusnya jadi contoh, ada yang sebaliknya, memperontonkan kekayaan," sesalnya.
Adapun faktor yang ke dua kata Zai adalah, lemahnya peran pemerintah daerah terhadap rakyat Tanah Bumbu. Pekerja masih banyak dari luar daerah, warga sendiri banyak jadi penonton.
"Jika diberikan amanah, kami akan memperbaiki dua akar masalah itu. Kami akan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya. Dan kami pastikan, prioritas bekerja adalah masyarakat sekitar, bukan orang luar apalagi kelompok sendiri," tegasnya. (shd/jb)
Posting Komentar