Menengok Penanganan Corona di Kampung Tangguh Banua di Kotabaru

Warga tidak diperkenankan masuk ke desa tanpa melalui proses cek suhu tubuh dan masker di pintu masuk Desa Mega Sari, Kotabaru, Kalsel | Foto: Jurnal Banua

Menunggang trail, lelaki paruh baya berbadan kekar melaju menuju punggung Sebatung di Desa Mega Sari. Laju kendaraannya dihentikan sebuah portal. "Apa ini..? Siang-siang begini memasang portal..!," ia memaki.

JURNALBANUA.COM, KOTABARU - Desa Mega Sari berada persis di punggung Gunung Sebatung. Sekitar 20 kilometer dari pusat kota Kabupaten Kotabaru.

Tidak seperti kawasan di pesisir kota. Mega Sari terkesan lebih teratur. Rumah-rumah jaraknya tidak rapat. Hampir semua punya halaman luas.

Penduduk Mega Sari heterogen. Jawa ada, Bugis, Banjar. Dari Bali pun ada. Mandar juga.

Pekerjaan mereka beragam. Namun rata-rata petani atau pekebun. Pekerjaan utama ini yang sepertinya membuat rumah rata-rata punya halaman luas. Berbeda dengan nelayan, paling utama adalah air.

Sama dengan desa-desa lainnya di Kotabaru. Ketika pandemi corona datang, semua panik. Apalagi ketika pemerintah memutuskan membatasi ruang gerak warganya. Teriakan meminta sembako ramai berseliweran di beranda sosial media.

Agak berbeda dengan Mega Sari. Alih-alih mencaci pemerintah dan berteriak minta sembako, warga berinsiatif untuk bersatu melawan wabah.

Tokoh-tokoh masyarakat sepakat, yang mampu bantu yang lemah. Koordinasi dijalin ke pemerintah desa. Juga ke petugas Polri dan TNI. Akrab disapa Bhabinkamtibmas dan Babinsa.

Warga sepakat, pintu masuk desa harus dijaga. Inilah kemudian menjadi cikal bakal Kampung Tangguh Banua (Bersih, Aman, Nyaman, Unggul dan Sejahtera).

Setangguh apa atau seharat (bahasa Banjar) apa kampung itu?

Pria kekar memakai trail, Kamis (4/6) kemarin merasakan sendiri keharatan Mega Sari. Melihat portal membentang, ia sempat jengkel.

Ia sempat menegur keras ke arah relawan Covid-19 yang berjaga di portal. "Bikin repot saja," sungutnya.

Relawan sabar menjelaskan. Portal itu untuk mencegah orang luar masuk tanpa prosedur kesehatan. Pria kekar masih tidak terima. Melihat itu, polisi dan TNI yang kebetulan berada di sana mendekat.

"Ini untuk keselamatan Bapak juga. Untuk keselamatan orang kampung. Kita harus saling melindungi," kata Bhabinkamtibmas.

Terus dijelaskan. Lama-lama pria kekar itu melunak. "Jadi bagaimana?," tawarnya.

Polisi menjelaskan, pertama dia harus mau dicek suhu tubuhnya. Si kekar mengangguk. Tidak sampai 10 detik ke luar hasilnya. Tiga puluh enam koma sekian derajat. Aman.

"Jadi bisa masuk ya?," tanyanya cepat.

Polisi bilang belum. "Maskernya mana?,"

Si kekar mulai lagi terlihat jengkel. "Ketinggalan di rumah. Tadi buru-buru," ketusnya.

Polisi lantas merogoh kantong, mengeluarkan sebuah masker kain putih tebal. "Ini buat Bapak," katanya seraya memasangkan dibantu petugas TNI.

Polisi dan TNI memberikan masker gratis kepada warga yang sempat protes keberadaan portal di sana | Foto: Jurnal Banua

Lepas dari sana, Jurnal Banua berkesempatan memasuki perkampungan Mega Sari. Di depan kantor desa, penjagaan lebih ketat lagi.

Tampak beberapa buah bedakan kosong di samping kantor. "Itu persiapan jika ada yang karantina mandiri," ujar Kepala Desa Mega Sari, Ali Mukdin.

Jika ada warga yang hasil tes rapid-nya reaktif, ia akan dikarantina di rumah-rumah kecil bangunan permanen itu. Lengkap, kasur ada kamar kecil.

"Selama karantina, sembako dijamin. Anggarannya 90 persen dari warga," bebernya.

Intinya, jika ada yang bergejala corona kata Kades, penduduk akan menggalang bantuan swadaya. Tanpa menunggu bantuan datang dari pemerintah.

"Yang punya beras kasih. Yang lebihan daging (lauk) kasih. Apa saja yang bisa dibantu, diberikan warga," tutur Ali Mukdin.

Camat Pulau Laut Utara Khairil Fajri, didampingi Kapolsek Iptu Yacob Sihasale dan Danramil Kapten Inf Eko NS, berharap desa-desa lain bisa meniru kebersamaan Mega Sari.

Terpisah, Kapolres Kotabaru AKBP Andi Adnan Syafruddin mengatakan, dari data di Binmas Polres, beberapa desa-desa di kecamatan lain juga menuju pola yang sama di Mega Sari.

"Semoga ya semua bisa seperti itu. Karena kunci keberhasilan penanganan corona ini ya dari kedisiplinan masyarakat sendiri," ujarnya. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar