Suhasto, Kapolres Rasa Bupati, Parade Nelayan dan Kades Melepasnya di Pesisir

MERIAH DAN HARU: Warga nelayan menggelar perpisahan dengan Kapolres AKBP Suhasto di pasar ikan pusat kota Kotabaru. Tampak di belakang istri Kapolres, Santi Suhasto, dan di samping Anggota DPRD Awaludin

Empat tahun tiga bulan menjabat Kapolres, sepertinya menjadikan AKBP Suhasto sebagai Kapolres terlama dalam sejarah kepolisian Kalsel. Tak heran perpisahan yang digelar, begitu berkesan.

RADAR BANJARMASIN, KOTABARU

Tarian pelajar nelayan di pasar ikan harian pusat kota kabupaten, dengan latar musik Bugis Mappadendang membuat matanya berkaca-kaca. Parade nelayan, puluhan kepala desa dengan baju dinas menyambutnya di depan pasar.

"Ini Kapolres rasa Bupati," celutuk seorang jurnalis.

Jumat (13/9) tadi, Organisasi Pedagang Ikan dan Nelayan (OPIN) bersama anggota DPRD Awaludin menggelar perpisahan dengan Kapolres AKBP Suhasto, yang dalam waktu dekat akan bertugas menjabat Wadir Reskrimum Polda Kalsel.

Nama Suhasto memang populer. Mengalahkan beberapa nama baru yang masuk bursa Cabup Kotabaru. Misalnya saja Said Azhar, yang Jumat itu hadir juga ke pasar ikan. Pengusaha muda yang mencoba memulai karir politik itu tenggelam di bawah popularitas Hasto.

Mengapa nama kepala polisi itu melejit sedemikian? Salah satu faktornya adalah durasi. Sebelum ia menjabat Kapolres, sekitar sembilan belas tahun lalu Suhasto sudah membangun relasi di Pulau Laut saat menjabat Kasat Reskrim Polres Kotabaru.

Pindah sana pindah sini dan melanjutkan pendidikan, Suhasto kemudian diangkat jadi Kapolres Kotabaru jelang Pilkada 2015 silam. Jejaring lama ia bina kembali.

Tarian Bugis Mappadendang diperagakan di hadapan Kapolres AKBP Suhasto di pasar ikan pusat kota



Selama menjabat Kapolres, Suhasto tidak hanya duduk di balik meja. Ia aktif mengembangkan komunikasi. Hingga ke jejaring para kepala desa. Sampai ke perkumpulan-perkumpulan nelayan di pesisir pusat kota.

Waktu berjalan, jejaringnya semakin dalam. Hingga belum lama tadi, namanya pun masuk dalam bursa Cabup. Dari informasi yang dihimpun Radar Banjarmasin, beberapa pengusaha tertarik mengusungnya berlaga di Pilkada Kotabaru.

Melihat kualitas jejaringnya saat perpisahan di pasar ikan, Jumat (13/9) tadi, Suhasto terlihat memang punya kans kuat memenangkan Pilkada.

Beberapa waktu lalu. Ketua PDI Kotabaru Zulkipli AR, kepada Radar Banjarmasin kemarin mengatakan, Suhasto punya potensi. "Sangat layak diusung," ujarnya.

Kata Zulkipli, dari kaca mata daerah, Suhasto punya peluang. Karena memiliki jejaring yang banyak. Baik di masyarakat atau para pengusaha.

Kata Zulkipli, minimal perlu dana sekitar Rp25 Miliar untuk memenangkan Pilkada Kotabaru. "Yang menentukan nanti isi tasnya," beber Zul. Menurutnya Suhasto mampu mendatangkan pundi-pundi rupiah itu.

Namun, belum lama tadi di hadapan banyak wartawan, Hasto mengatakan, dirinya hanya ingin mengabdi melalui jalur kepolisian.

Suwandi akrab disapa Abu. Pengusaha ikan itu mengaku, selama menjabat Suhasto merupakan polisi yang mudah diajak komunikasi. "Kami anak-anak muda ini memanggilnya Bapak. Sudah seperti orang tua," akunya.

Pengakuan serupa, tentang kualitas komunikasi Suhasto diakui oleh pengusaha martabak yang jadi anggota DPRD. "Waktu itu anak ke empat saya lahir. Saya pasang status di WhatsApp. Orang pertama yang respons adalah Kapolres," ujarnya.

Ketua Apdesi, M Sabri, kepada Radar Banjarmasin mengatakan, kelebihan Suhasto adalah caranya berkomunikasi. "Dia itu menjadikan kita ini seperti teman. Tidak angkuh seperti biasa orang berpangkat. Ya, ngerti kan maksud saya," ucapnya.

Piawai Tanggulangi Potensi Konflik


Lantas bagaimana respons Suhasto di pasar ikan itu? Dia benar-benar tak mampu menutupi rasa harunya. Bahkan saat sesi wawancara matanya terlihat berkaca. "Saya kira acaranya biasa saja. Ternyata. Saya benar-benar terharu," ucapnya.

Menurut Suhasto, warga pesisir Pulau Laut punya karakteristik yang khas. "Warga di sini, tulus dalam berteman. Mereka unik, semua suku ada," ujarnya.

Disinggung tentang fenomena dirinya seperti Kapolres rasa Bupati, pria kelahiran 9 Februari 1976 tertawa. Ia membenarkan, dirinya kemungkinan merupakan Kapolres terlama. "Mungkin dua ya, sama Kapolres Tanah Bumbu (AKBP Kus Subiyantoro)," ujarnya.

Pehobi mancing itu mengaku, karakteristik warga pulau membuatnya mudah menanggulangi berbagai macam potensi konflik. Mulai dari sengketa Pilkada 2015 silam, hingga yang terbaru perseteruan perusahaan MSAM dan PT SILO Group.

"Mungkin ada benarnya. Luasnya jaringan di lapangan memudahkan saya untuk menanggulangi peta-peta konflik sehingga tidak membesar."

Ditanya mengapa dia begitu lama bertugas di daerah? Suhasto mengaku kurang tahu. "Itu kebijakan pimpinan. Kami ini di mana pun tugas ya diterima."

Unsur Muspida juga hadir di pasar ikan di tepi Selat Pulau Laut



Dari informasi yang ditelusuri Radar Banjarmasin, Suhasto ditaruh sedemikian lama di Kotabaru karena dianggap cakap memimpin wilayah pesisir Kalimantan itu. Mulai dari meredam berbagai konflik, sampai mulusnya gelaran Pilpres belum lama tadi.

Suhasto berkali-kali terlihat menggalang kegiatan untuk memainkan isu kondusivitas di lapangan. Salah satunya ketika usai Pilpres. Bersama Kodim 1004, ia mengaktifkan personil di lapangan untuk melakukan kegiatan sosial.

Aksi TNI dan Polri berbagi sembako di lapangan, wara-wiri di linimasa warga. Kegiatan itu terlihat mampu meredam aksi-aksi protes di lokal terhadap aparat pasca Pilpres.

Di lingkungan Polres Kotabaru,u Hasto sendiri dikenal cerewet. "Pokoknya harus sempurna. Saya pernah bikin kegiatan aksi sosial. Padahal sudah bagus, tapi ternyata masih saja diprotes komandan (Kapolres)," ujar Kasat Binmas Ipda Rosadi.

Dan tentu saja, kinerja Suhasto bergantung bagaimana dia memimpin di satuannya. Hasto sendiri, dari pengamatan langsung Radar Banjarmasin, Suhasto adalah Kapolres yang paling aktif melakukan diskusi. Mudah ditemukan, Suhasto berada di ruangan anak buahnya, misalnya Wakapolres atau Kasat Reskrim.

Terlepas dari apa pun itu, Suhasto setidaknya mampu memberi warna di Pulau Laut. Komunikasi yang baik, menjadi senjata ampuh bagi pejabat untuk meningkatkan kinerjanya.

"Profesional saja. Polisi dan wartawan itu sama saja, jangan pernah bawa hal pribadi. Gembira saja terus bertemu dengan siapa pun," kata Suhasto kepada penulis. (Sumber: Radar Banjarmasin edisi 17 September 2019)



Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar