Warga Tanbu Menangis, Pengangguran Terus Menghantui Bumi Bersujud

Warga di Jombang menangis mendengar orasi Zairullah Azhar | Foto: Jurnal Banua
Bulir bening mengambang di sudut keriput matanya. Guratan wajahnya menyimpan perjalanan hidup. Tidak sekali dua warga begitu sentimental menerawang Pilkada Tanah Bumbu tahun ini.

JURNALBANUA.COM, TANAH BUMBU - Sabtu (21/11) warga Desa Jombang Kecamatan Satui duduk di bawah rimbun kebun karet. Mereka menyimak orasi Zairullah Azhar.

"Jika saya ingin kaya, saat menjabat jadi bupati dulu. Mungkin saya orang terkaya di Indonesia. Tapi itu tidak saya lakukan," ujarnya.

Betapa sedihnya dia melihat Tanah Bumbu dewasa ini. Pengangguran rakyat Bumi Bersujud terus meningkat.

"Pengangguran di Tanah Bumbu sekarang ke dua terbesar di Kalsel. Bayangkan," ucapnya.

Mengapa itu bisa terjadi? Padahal kekayaan alam Bumi Bersujud begitu kaya raya. Tentu kata Zairullah ada yang salah.

Sederhana kata pelopor Bumi Bersujud ini. Konsep awal yang dia bangun tidak dilanjutkan dengan maksimal. Sendi agama sebagai benteng pejabat agar tidak silau dengan dunia, melalui Manajemen Ilahiyah, seakan hilang tak berbekas.

"Kenapa kami dulu menerapkan Manajemen Ilahiyah? supaya kami para pejabat ini ingat tujuan utama. Jadi pelayan rakyat, bukan mengejar harta kekayaan untuk kesenangan dunia," bebernya.

Ketika pejabat lebih mementingkan masyarakat, maka program-program ekonomi yang dikeluarkan akan berpihak pada rakyat itu sendiri. Ekonomi berkelanjutan sesuai dengan potensi sumber daya manusia yang ada di Tanah Bumbu.

Mendengar paparan-paparan Zairullah itu, rupanya mengambalikan memori masa silam warga di sana. Beberapa warga, tidak kuasa menahan kesedihannya.

Zairullah menegaskan, jika Tuhan menakdirkan dirinya memimpin Bumi Bersujud. Konsep rohani di birokrasi dan masyarakat akan kembali seperti dulu. Dan ditingkatkan sesuai perkembangan zaman.

Masalah tenaga kerja, ia akan membuka potensi industri pengolahan ikan. Kegiatan ekonomi ini akan menyerap ribuan tenaga kerja. Mulai dari nelayan di laut, sampai pekerja di industri pengolahannya, hingga distribusi pemasaran.

"Pejabat harus jadi pelayan rakyat. Bukan memperkaya diri sendiri," tegasnya kembali.

Kesehatan gratis akan ditingkatkan kualitas dan mutunya. "Gratis tidak tepat sebenarnya. Karena dibayar pakai uang negara. Yang artinya uang rakyat juga. Cuma nanti kita benahi, supaya yang kaya tidak menikmati fasilitas yang harusnya menjadi milik warga kurang mampu," tekannya. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar