Syairi Minta Penanganan Corona Dimaksimalkan

Syairi Mukhlis
JURNALBANUA.COM, KOTABARU - DPRD Kotabaru meminta penanganan penyebaran corona ditanggulangi dengan maksimal. Salah satunya melalui Tes PCR (polymerase chain reaction) atau tes swab secara massal hingga pedesaan.

Ketua DPRD Kotabaru Syairi Mukhlis menilai, metode tes usap atau swab dengan pemeriksaan molekular yang dilakukan dengan metode amplifikasi ini lebih akurat dalam mendeteksi COVID-19.

"Kami mengingwinkan agar pendeteksian lebih dini dengan gerak cepat ke seluruh wilayah hingga ke desa-desa bila memang sudah dinyatakan ada yang positif COVID-19," kata Syairi, Selasa (6/10) tadi.

Bersamaan itu lanjut dia, segera diterapkan kebijakan adanya karantina mandiri bagi siapa saja yang pernah kontak langsung dengan pasien COVID-19 tanpa harus menunggu tes swab.

Hal ini dimaksudkan sebagai langkah antisipasi, agar usaha memutus mata rantai penyebaran virus corona benar-benar membuahkan hasil.

Lebih lanjut politisi PDIP ini mengungkapkan, penerapan karantina mandiri sebagaimana yang diatur dalam pedoman revisi V benar-benar dijalankan, mengingat terjadinya lonjakan pasien COVID-19.

Sementara disinggung terus bertambahnya pasien positif COVID-19 di Kotabaru dalam sebulan terakhir, terkini tembus di angka 408 orang walaupun 252 diantaranya dinyatakan sembuh dan 16 orang meninggal dunia, menurut Syairi itu karena terlambat bergerak.

"Kalo daerah lain sudah lebih dulu melakukan tes swab secara massal sehingga lebih cepat mengetahui siapa saja yang terpapar dan segera dilakukan penanganan," jelasnya.
 
Sementara di Kotabaru yang dalam beberapa waktu terakhir secara intens melakukan tes swab, sehingga baru diketahui hasilnya dan itu terkesan terjadi lonjakan secara tiba-tiba. Padahal jika hal itu dilakukan lebih awal, bisa jadi datanya tidak seperti itu.

Oleh sebab itu tambah Syairi, tes swab secara massal dan masif perlu dilakukan bahkan bila perlu sampai ke desa-desa atau daerah yang sudah jelas tempat tersebut ada yang positif COVID-19.

Dengan mengetahui lebih cepat siapa saja yang terpapar virus corona, maka lebih cepat dilakukan perawatan dan penanganan, sehingga keberhasilan pasien selamat akan lebih besar lagi.

Diketahui sebelumnya, menyusul rendahnya tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Kotabaru yang hanya 61 persen, sehingga perlu dievaluasi dan dicarikan solusi agar bisa ditingkatkan seperti daerah lainnya hingga 70 persen.

Demikian diungkapkan Penjabat sementara (Pjs) Bupati Kotabaru M Syarifuddin saat melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Khusus Karantina COVID-19 di Desa Stagen, Kecamatan Pulaulaut Utara.

"Beberapa waktu lalu berdasarkan hasil daring dengan satuan tugas COVID-19 pusat, kepala dinas kesehatan provinsi melaporkan bahwa tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Kotabaru cukup rendah hanya 61 persen," katanya.

Dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang menyentuh angka 70 persen ke atas. Oleh sebab itu, lanjut dia, perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui sebab rendahnya tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Kotabaru. (shd/jb)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar