TNI Polri dan Petani Panen Bersama, Bahagia Itu Sederhana

TNI Polri dan masyarakat makan bersama di tengah hamparan padi Pulau Laut Kotabaru

Jika hari pangan diperingati di Jejangkit Batola oleh negara dengan tanam padi hari ini, di Pulau Laut Kotabaru perayaan yang lebih sederhana dirayakan TNI-Polri

JURNALBANUA, Pulau Laut

Masih ingat dengan Desa Selino Kecamatan Pulau Laut Tengah? Warganya yang mayoritas menolak tambang karena memiliki lahan pertanian produktif. Rabu (17/10) sore kemarin para warga bersama polisi dan TNI panen raya bersama.

Lepas Asar, beberapa mobil roda empat memasuki Selino, Kecamatan Pulau Laut Tengah. Sekitar 50 kilometer dari pusat kota. Dari mobil-mobil itu turun puluhan pria berseragam. Ada pakai seragam polisi, TNI AD dan TNI AL.

"Ke sini Pak, gak pakai sepatu bot gak papa. Sawahnya sudah kering," ujar seorang petani. Wakapolres Kompol Arief Prasetya mewakili Kapolres AKB Suhasto dan para petinggi Kodim 1004 serta Lanal Kotabaru turun ke sawah.

Sepatu mereka menapaki pematang. Jangkrik berlompatan. Di depan menjulang Gunung Jambangan, maskot alam di Pulau Laut. Hijau royo-royo, harum padi tercium.

Lebih seratus hektare lahan sawah di Selino. Pulau Laut Tengah adalah penghasil beras ke dua terbesar di Kotabaru setelah Kecamatan Pulau Laut Timur. Petani di Selino menggarap sawah turun-temurun. Rata-rata mereka suku Bugis.

Peralihan 2017 ke 2018, para petani di Selino sempat resah. Karena rencana tambang batubara di sana. Mereka menolak. Khawatir lahan pertanian yang sudah tua itu kena dampaknya. Sudah banyak anak-anak di sana sekolah dan sukses hasil dari jualan beras orang tuanya.

Melihat hamparan sawah, para polisi dan TNI tak kuasa menyembunyikan rasa kagum. "Bahagia itu sederhana sebenarnya. Ya seperti para petani ini. Dekat sama alam," kata Rubikin anggota TNI AD yang tugas di sana sebagai Bhabinsa.

Setelah semua kumpul di sawah yang airnya sudah mengering itu, panen bersama pun digelar. Ibu dan bapak petani tak kuasa menahan gelak tawa. Polisi dan TNI seolah berebut ingin memotong dan merontokkan padi. "Yang moto saya siapa nih," pinta Kasat Lantas AKP Lendra Ambarsari disambut tawa.

Tampak di belakang Gunung Jambangan Kotabaru
"Jadi ini ceritanya Presiden nanam, kita panen ya. Menang dong kita," ujar seorang petani.

Usai memanen beberapa meter sawah, mereka pun istirahat. Duduk mereka di atas terpal. Nasi bungkus digilir. Tiba saatnya berdoa. Tapi tidak ada yang bersedia. Saling dorong-dorongan. "Pak Kades lah, ayo Pak Kades," pinta Kasat Reskrim AKP Suria Miftah Irawan. Tapi Kades hanya tersenyum malu. Akhirnya Wakapolres yang didaulat. "Semoga panen melimpah, harga baik di pasar. Dan jangan ada lagi kebakaran lahan," doanya diaminkan.

Kepada penulis melalui sambungan telepon, Kapolres AKBP Suhasto yang berhalangan hadir sebelumnya menjelaskan. Acara itu adalah kerja sama TNI dan Polri bersama warga, untuk memperingati Hari Pangan Sedunia.

"Karena di sini bertepatan musim panen, maka kita gelar dengan panen bersama," ujarnya.

Dia kemudian meminta agar para petani, pekebun, perusahaan sama-sama menjaga lahan di Kotabaru. Tidak membuka atau membersihkan lahan dengan cara membakar. "Cukup sudah bakar-bakar lahan. Tahun ini sudah berkurang jauh. Semoga tahun depan tidak ada lagi," harapnya.

TNI Polri panen padi bersama
Suhasto juga menyampaikan sesalnya tidak bisa ikut panen bersama. "Padahal saya ingin sekali ke sawah. Merasakan gembiranya panen raya. Makan di sawah itu, lahap," ujarnya tertawa.

Kades Zakaria di sawah mengatakan, Selino rata-rata bisa panen sebanyak dua kali. Jika musim mendukung bisa tiga kali, tapi ini jarang terjadi. Tahun ini kemarau terasa panjang. Sawah dan sungai kering.

Dia pun berharap ke depan pengelolaan sawah di sana bisa ditingkatkan. Entah dengan bantuan perbaikan irigasi, pembuatan waduk atau sarana pendukung lainnya. "Beras yang ditanam warga beras unggulan," ujarnya menambahkan, jika musim bagus satu haktare bisa panen 7 ton gabah. (Radar Banjarmasin edisi 18 Oktober 2018)


Space Iklan

Tags :

bm
Jurnal Banua

Situs pemberitaan online Jurnal Banua telah memiliki badan hukum dan terdaftar di Kemenkumham RI. Semua produk pemberitaan diolah melalui proses jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab.

Posting Komentar